Kenangan

112 8 0
                                    

Hujan sudah reda beberapa saat yang lalu, namun hujan di tempat lain belum juga reda padahal sudah cukup lama. Suara tangisan itu teredam oleh bantal, tempat paling pas untuk berbaring dan meluapkan semua rasa kecewa yang tengah dirasakan. Kepala bahkan terasa sangat sakit dengan segala macam hal yang hadir di sana, membuat dada terasa sesak untuk beberap saat dan hujan air mat kembali hadir menghiasinya.

Kau, aku, bahkan semua orang tidak tahu kenapa hujan dan kesedihan bisa menjadi kombinasi yang begitu sempurna. Mungkin semua orang menjadikan hujan sebagai satu hal yang mengingatkan kepada seseorang yang membuat tertawa atau mungkin kenangan lama yang membuat tertawa, lalu menangis karna teringat bahwa semuanya telah menghilang dan tak akan kembali terulang. Terkoyak oleh kenyataan, alih-alih tertawa sebab mengingat kebodohan di masa lalu namun yang terjadi malah sebaliknya.

Ketika suara Ibu menggema menyuruh pulang karena sudah terlalu lama bermain air hujan dengan teman-teman, lalu berubah menjadi kenangan manis ketika terjebak di pelataran ruko yang sudah tertutup dengan kekasih yang kini sudah pergi. Semuanya berubah. Seiring waktu berjalan, semuanya tergantikan dengan memori-memori baru yang menggoreskan luka baru.

Nyatanya, kenangan menyakitkan akan membuat kita tertawa terbahak-bahak ketika mengingatnya. Sementara kenangan bahagia, akan membuat kita menangis tersedu-sedu. Begitulah yang terjadi saat ini. Kau, dengan satu buah lagu yang melantun lembut beriringan dengan hujan. Sendirian bukan pilihan yang baik ketika saat hujan, harusnya kau sadar tapi tetap saja. Ketika hujan turun, semuanya kembali terputar bak kaset lama di dalam kepala.

Dalam hati, kau bertanya pada diri sendiri; akankah semua itu terulang kembali?

Meski fakta menyakitkanya adalah waktu itu berlalu, tidak pula berhenti atau kembali ke masa lalu.

Menyedihkan.

Bengkulu, July 15 2019

Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang