Dulu, aku terlalu sibuk menggerutu kesal pada hujan yang terus mengguyur kota. Tak ada kata reda, abu-abu bahkan masih setia bergelayut manja di atas sana. Namun sekarang, aku mengerti bahwa hujan ternyata tak semenyebalkan itu.
Ada ketenangan yang dia bawa bersama dingin yang siap memeluk tubuh kesepian ini, menghantarkan begitu banyak rasa yang membuatku memilih untuk rehat sejenak dari segala kesibukanku di dunia. Memejamkan mata dengan suara rintik hujan yang menjadi lagu penghantar tidur, bersama selimut yang menghangatkan tubuh. Aku, tenggelam dalam waktu yang cukup menyenangkan.
Hingga tiba ketika hujan telah reda, aku kembali lagi pada realita. Terbangun dari mimpi, lalu tersenyum hangat menyambut hari.
Tidak apa-apa, nanti juga bahagia. Bisikku pada sosok di depan sana.
Bengkulu, December 19th 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...