Opsi Terakhir

2 1 0
                                    

Jam terus berdetik, sedangkan aku masih duduk di sebuah tempat asing yang kujadikan tempat mencari nafkah.

Kepalaku pening dari pagi tadi. Rasanya mengantuk. Sejenak hatiku teriris oleh kenyataan; aku merindukan masa kecil.

Dulu, aku selalu diteriaki untuk tidur siang tetapi aku malah asyik bermain.

Lalu sekarang, aku seperti patung selamat datang yang tak punya waktu istirahat menyambut kedatangan orang-orang.

Pada akhirnya, opsi terakhir memang terdengar menggiurkan.

Kira-kira, cara mati seperti apa yang tidak menyakitkan?

Bengkulu, March 20th 2024

Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang