Tubuh yang mendekapku itu, apakah dia milikku seutuhnya?
Bukan, jawabmu.
Bibir yang memagut bibirku itu, apakah dia milikku seutuhnya?
Bukan, jawabmu lagi.
Manik mata sehitam jelaga yang menatapku itu, apakah dia milikku seutuhnya?
Dan lagi, jawaban yang sama yang aku dapatkan.
Jemari yang menggengam tanganku itu, apakah dia milikku seutuhnya?
Masih sama.
Aku tertegun, lantas kembali melempar tanya; lalu, apakah yang aku miliki kalau semuanya bukan untukku?
Semuanya milikmu, jawabmu kemudian. Tapi tak seutuhnya.
Kenapa?
Karena semuanya adalah milikku sendiri, jawabmu lagi. Kau hanya seorang perempuan yang aku berikan kesempatan untuk merasakannya, bukan memilikinya.
Bengkulu, October 29th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...