Merdeka itu bahasa asing.
Sebab, tak semua orang memahaminya.
Ada yang tidur, tapi tetap kaya. Ada yang setiap saat bekerja, tapi begitu-begitu saja kondisinya.
Ada yang berdoa, ada juga yang berlogika.
Hanya saja, bhineka tunggal Ika tinggal omong kosong belaka.
Kalau berbeda, siap-siap menemukan jutaan pasang mata menatap rendah.
Merdeka itu bahasa asing.
Sebab, tak semua orang merasakannya.
Perjuangan yang para pahlawan lakukan, seolah menjadi sejarah lampau yang hanya perlu dikenang.
Katanya kita merdeka, tapi nyatanya kita dijajah. Kita dipukul rata, tanpa memandang latar belakang masing-masing sebelumnya.
Yang baik menurut mereka, harus baik pula menurut kita. Hingga pada akhirnya, perlahan tapi pasti, kita kehilangan jati diri sendiri.
Bengkulu, August 17th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...