Dalam hening yang mencekam malam ini, aku kembali teringat akan memori lama. Tentang bau tubuhmu yang memabukkan, tawa renyahmu yang menenangkan, bahkan manisnya bibirmu yang membuatku melayang. Entah kenapa, semua hal itu amat sangat aku rindukan.
Namun, aku sadar bahwa rindu itu hanya akan menjadi luka baru untukku. Sebab ya, kita tak akan pernah lagi bisa bertemu. Barangkali bisa untuk sekedar berpapasan, tapi tak akan ada lagi tutur kata yang biasanya kita lakukan sebab semuanya sudah berubah. Rasa cemburuku, bahkan air mataku, semuanya hanya omong kosong yang tak kau perdulikan.
Di sini aku mencoba untuk terlihat bahagia, tertawa dengan teman-temanku, makan banyak seolah tidak ada yang terjadi dengan hatiku. Seolah ingin menunjukkan bahwa tanpamu, aku bisa bahagia. Hanya saja sayang, ya, sayang. Kau adalah obat dari semua lukaku.
Dan kepergianmu, menjadi titik berat pada rasa sakitku. Semuanya bukan lagi perihal kebahagiaan semu yang aku perlihatkan, tapi tentang rasa pedih yang coba aku sembunyikan.
Sumpah, aku merindukan kita yang dulu. Namun lagi, aku kembali tertampar oleh kenyataan bahwa kita sudah tidak lagi ada.
Bengkulu, October 2nd 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Короткий рассказSebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...