Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta

Kebodohan

Terkadang aneh saja saat orang-orang bersikap begitu berlebihan kepada meraka yang tengah di mabuk cinta, katanya sih... bucin. Budak cinta atau sejenisnya, entahlah. Menjadi begitu bodoh, penurut dan mendengarkan semua perkataan dengan dalih cinta lantas mengesampingkan segala logika. Merasa takut ditinggalkan, tidak ingin jauh lebih lama dan harus saling memberikan kabar setiap saat.

Bagi mereka yang tengah di mabuk cinta, hal itu dianggap indah. Dalihnya, orang-orang tidak tahu bagaimana caranya mencintai dengan cara yang tulus.

Bagi mereka yang belum pernah mengalaminya, hal itu dianggap terlalu bodoh sebab jauh dari masuk akal logika yang sering kali mereka gunakan. Mencintai kok jadi babu?

Bagi mereka yang sudah bebas dari jebakan cinta yang begitu, hal itu dianggap dua hal--kenangan manis dan kenangan buruk. Meski ya, semuanya tetap saja berlabuh pada hal buruk.

Apakah mencintai harus seperti itu? Mengemis, seperti orang kekurangan cinta dan mengesampingkan segala logika dan melupakan semua hal yang lebih indah di depan mata.

Saat kau tengah di mabuk cinta, orang-orang akan menyadari perubahan yang begitu besar dari dirimu. Perlahan, menutupi semua logika yang ada di kepala dan melenyapkan semuanya. Kau, terjebak pada cinta bodoh yang mengurungmu dalam sangkar yang orang bilang cinta.

Cinta itu bukan kebodohan, layaknya benci yang bukan sebuah kebenaran.

Namun, menggunakan sedikit logika untuk lebih mencintai seseorang... aku yakin, kau akan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Ayo, perlahan memberanikan diri untuk keluar dari toxic relationship. Menjadi bucin tidak salah, itu artinya kau sedang mencintai mereka yang kau anggap istimewa. Tapi, terjebak pada hubungan semacam toxic bukanlah pilihan yang benar.

Kau, berhak untuk bahagia.

Bengkulu, July 8 2019