Pada akhirnya, dia sudah tiba dipenghujung jalan berisi tawa.
Padahal rasanya baru kemarin saling berbagi kisah untuk berkeliling dunia, tetapi malah saling melambaikan tangan pada sebuah persimpangan.
Napasnya tersengal, orang-orang itu tersenyum lebar.
Suara kelintang terdengar memekakkan, kerincing tajuk berdenting di atas kepala, dua puluh tiga untuk dua puluh empat itu menemukannya pada sebuah realita kehidupan.
Pertemuan itu akan menjadi hal yang asing, orang-orang itu berlarian menjemput bahagia tanpa menoleh ke tempat di mana dia berada.
Dua puluh tiga untuk dua puluh empat itu menjebaknya dalam sebuah kesunyian.
Bengkulu, 22nd December
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Kısa HikayeSebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...