Apa yang terjadi memang sebentar, tapi rasanya seperti lama. Sakitnya, lukanya, dukanya.
Aku seolah terkurung di dalam harap, berkelahi dengan mimpi, berdebat dengan ilusi.
Menjadi si payah yang berharap bisa mengulangi hari kemarin, atau barangkali memperbaiki rusak yang telah terjadi.
Tapi sayang, tak ada satupun yang bisa melawan sains.
Setelah apa yang terjadi, aku masih suka bermonolog bersama cicak yang bahkan terlihat tak perduli;
Kalau saja kemarin tidak ada, kataku, lantas terdiam kembali.
Bengkulu, August 8th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...