Malam semakin larut, menghadirkan sunyi pada hati yang kembali merasakan perih. Terdiam sejenak, sebelum akhirnya aku kembali menghela napas. Menatap langit-langit kamar, berusaha memejamkan kedua mata namun tetap saja kantuk tak kunjung menyapa.
Malam ini, aku kembali memeluk rasa takut dengan mimpi buruk yang menjadi selimutnya. Seolah ingin tenggelam, namun terlanjur mengapung. Seolah ingin berlari, namun terlanjur menyerah di tengah jalan. Lucunya, aku hanya bisa menangis dalam hening yang kembali merajalela.
Tak ada yang benar-benar berjalan lancar tahun ini, pikirku. Karena nyatanya, semua itu benar. Aku kehilangan banyak hal, aku menyesali banyak hal dan aku meragukan banyak hal. Ragaku kembali terjebak pada dunia yang memuakkan, sementara jiwaku melanglang buana bersama ragu yang menjadi sayapnya.
Dunia ekspektasiku melampaui batas kemampuanku sendiri, hingga menenggelamkanku pada kubangan rasa sakit ini. Membawaku hanyut, sebelum akhirnya aku ditemukan tak sadarkan diri.
Dan ya, malam ini aku kembali merenung; dunia ini, apa pantas untuk aku tinggali?
Bengkulu, December 10th 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
ContoSebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...