Hanya ada dia di dalam kamar itu bertemankan sisa asap rokok dan juga parfum milik tuannya yang sudah beranjak lebih dulu.
Dia tertegun, seolah tengah menunggu sebuah bencana untuk menghancurkan dirinya saat itu.
"Aku melepaskanmu."
Seharusnya dia senang, seharusnya dia mengucap beribu terima kasih, dan seharusnya dia merayakan kebebasannya.
Namun yang dia lakukan hanya diam. Tanpa berontak sebab telah dicampakkan atau barangkali menangis guna meluapkan kebahagiaan.
Karena tepat setelah sang tuan pergi, yang dia rasakan adalah kosong.
Bengkulu, August 22th 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...