Aku melewati jam malamku, lagi.
Pada malam saat semuanya terasa terlalu menyedihkan, pilu membiru seolah enggan untuk beranjak barang sebentar. Menarik napas, lantas mencoba untuk memejamkan mata. Tapi sial, sekelebat bayangan gelap tentang masa depan kembali berdatangan.
Lagi-lagi aku tak bisa tidur, seolah isi kepalaku dipenuhi banyak hal yang membuat muak. Dadaku terasa sakit, seperti ada yang merematnya kuat, tapi tak mampu untuk diungkap.
Inginnya menangis, hanya saja mungkin air mataku sudah terlanjur habis.
Aku kesepian, tapi tak tahu caranya melampiaskan.
Hidup--kenapa serumit ini, ya?
Aku--ingin kembali menjadi anak kecil yang tidur di bawah jam delapan malam.
Bengkulu, August 17th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
KurzgeschichtenSebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...