Aku benci hidupku, sebesar aku benci diriku.
Ketika hidup bahkan tak pernah berlaku adil padaku, aku mulai merasa lelah untuk berteriak lantang perihal hatiku yang terluka.
Kau anak kecil, jangan terlalu banyak ulah.
Aku benci hidupku, sebesar aku benci diriku.
Ketika aku bahkan tak menemukan kehangatan pada rumah yang aku pikir akan menjadi tempat terakhirku pulang, aku mulai merasa bahwa kehadiranku tidaklah sepenting itu.
Kau anak kecil, cukup menurut saja.
Aku benci hidupku, sebesar aku benci diriku.
Ketika aku bahkan tak menemukan sebuah perlindungan seperti yang sering orang lain banggakan, aku mulai merasa malu dengan apa yang aku punya.
Kau anak kecil yang tak tahu apa-apa.
Apa karena aku anak kecil, aku tak punya hak untuk bersuara?
Bengkulu, May 26th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...