AUTHOR POV"Emangnya, Papa kandungnya ke mana?"
Kata-kata itu yang sedari tadi membuat Reza menjadi tidak fokus.
Padahal perkataan itu, dilontarkan Zeta kemarin. Saat mereka sedang sarapan, tapi ia masih saja tetap mengingatnya dengan sangat jelas.
"Fahreza Adhyastha!" tegur Pak Dino, guru Kimia.
"Za!" panggil Aska yang memang duduk dengan Reza.
"Ck! Apaan?" kesalnya sambil menatap Aska tajam dan sang empu hanya memberi kode lewat matanya.
"Dinosaurus," cicitnya membuat Reza mengerutkan keningnya.
"Fahreza Adhyastha!" panggil Pak Dino sekali lagi membuat Reza menatapnya.
"Eh, i-iya Pak!" jawabnya gelagapan yang langsung memperbaiki posisi duduknya yang awalnya menyender pada tembok dengan tatapan ke arah luar kelas.
"Ada apa dengan kamu Fahreza?! Apa ada yang lebih bagus di luar sana sampai pelajaran saya tidak kamu perhatikan?" kesal Pak Doni membuat Reza menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Eh, g-gak Pak! Saya cuma mikirin proyek-proyek yang akan saya kerjakan di osis, Pak." ucap Reza tersenyum dan Pak Doni hanya mendelik.
"Mentang-mentang ketos, bentar lagi juga mau di lengser." ujarnya dan Reza hanya diam.
"Ya, sudah! Kamu jelaskan tiga contoh soal ini, bagaimana dan kenapa bisa saya mendapatkan jawabannya." tutur Pak Doni yang tidak bisa dibantah membuat Reza menghela napas.
********
Zeta dengan kedua sahabatnya sedang duduk di kantin, mereka tidak ada kelas. Lagipula lima menit lagi bel istirahat akan berbunyi.
"Hai! Boleh gabung?" ujar seseorang yang membuat ketiganya terdiam dari obrolan random ketiganya.
"Gak!" ketus Ara membuat Rumi menatapnya.
"Rea mintanya baik-baik loh, kok lo malah nyolot!" tukasnya membuat Ara mendelik.
"Ya ngapain juga coba gabung di sini, banyak tu tempat yang kosong. Ini belum jam istirahat, jadi belum rame! Lo bisa duduk dah tu sepuas lo," celetuk Lani dan Zeta hanya menggelengkan kepalanya, karena kelakuan kedua sahabatnya.
"Duduk sini aja, ya? Cerita-cerita gitu, sebelum kita resmi jadi musuh." ucap Rea membuat Ara mendelik tak suka.
"Kita? Lo aja kali, lo duluan yang sirik! Pake segala musuhan. Lagian musuhan kok bilang-bilang, goblok sih dipelihara." tukasnya dan Rea hanya menatapnya tajam.
Rea kemudian duduk diikuti Rumi dan Heby.
Zeta sedari tadi hanya diam, ia ingin menanyakan sesuatu pada Rea. Tapi, sepertinya keadaan kurang mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inesperado [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA ATAU MENINGGALKAN JEJAK DI SETIAP CHAPTERNYA!] 15+ [Cerita mengandung kata kasar] Bercerita tentang Zeta yang bersekolah di SMA Galaxy, ia harus menghadapi seorang Reza, sang ketua OSIS, karena ulahnya sendiri. Namun takdir m...