Inesperado| 29

21 8 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Zeta menatap lurus ke depan, pandangannya benar-benar kosong. Melihat tampilannya sendiri di cermin.

Tok
Tok

"Non!" panggilan Bi Ina dari luar membuatnya tersadar.

Segera Zeta melangkah ke pintu kamarnya, lalu membukanya yang langsung menampilkan Bi Ina dengan tatapan khawatir.

"Maaf, Non! Bibi mengganggu, saya cuma mau mengingatkan. Ini sudah hampir jam 7, Non! Apa Nona tidak ke sekolah? Takutnya terlambat dan dihukum. Ingat, Non! Sekarang Nona tidak sendiri," ucap Bi Ina menatap Zeta yang mengangguk kaku.

"Iya, Bi! Zeta cuma bingung aja, mau berangkat ke sekolah atau gak. Perasaannya kaya gimana gitu hari ini," Bi Ina yang mendengarnya mengangguk.

"Orang hamil memang begitu, Non! Suka merasa was-was, padahal yang terpenting tetap hati-hati!" penuturan Bi Ina membuat Zeta menghela napas.

"Ya udah, Bi! Aku berangkat dulu, assalamualaikum! Zeta titip rumah ya, Bi!" putus Zeta akhirnya, setelah mengambil tasnya yang tergeletak di atas kasur.

"Wa'alaikumsalam, Non hati-hati!!" teriak Bi Ina melihat Zeta sedikit berlari ke arah tangga.

"Den Reza, apa sudah tau ya keadaan Non Zeta?" gumam Bi Ina meninggalkan kamar tersebut yang tidak lupa menutupnya.

**********

Reza memukul kepalanya yang berdenyut. Sudah 1 jam lebih berdiam diri di balkon. Kepalanya sakit, karena semalam meminum alkohol.

Sudah sangat lama ia tidak meminumnya, terakhir meminumnya saat mengetahui Rea meninggalkannya pergi ke Bandung. Itupun Reza merutuki kebodohannya, mau saja meminum minuman haram tersebut hanya karena hubungannya dengan Rea kandas.

"Za!" panggil Rea yang berada tepat di belakangnya dan Reza tetap menatap lurus ke depan, tidak menghiraukan keberadaan Rea.

"Reza semalam—."

"Ga usah diingat," sela Reza yang langsung berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.

Reza rasanya ingin memberikan bogeman ke wajah Rea, apalagi saat melihat wajah perempuan itu yang membuat dirinya ingin mencekiknya saat itu juga.

Rea menundukkan wajahnya menatap ke arah bawah dengan wajah penuh dengan senyuman.

'Rencana gue berhasil, thanks u Khansa,' ucapnya bersorak dalam hati.

Rea kembali duduk di sofa yang berada tepat di depan televisi. Ia akan menunggu Reza dan berusaha menjelaskan semuanya, agar yang mereka alami benar-benar ketidak sengajaan.

Sekitar 10 menit menunggu, akhirnya Reza keluar dari kamar mandi. Rea menatap lurus ke depan, ia melirik sekilas Reza yang berjalan ke arah walk in closet.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang