Inesperado| 53

9 8 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Ayla tersenyum kecil menatap Rafael yang melangkah ke arahnya.

"Gue boleh duduk di sini?" tanya Rafael menatap Ayla lekat.

Gadis itu mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Rafael. Ada apa lelaki itu mau duduk dengannya?

"Kenapa, El?" tanya Ayla memandang Rafael yang melirik sekilas ke arah tempat duduknya.

"Malas gue di sana! Berisik!" Rafael menunjuk tempat duduknya dengan dagu.

Ayla yang mendengarnya hanya mengangguk. Ia menatap Amara dan kedua temannya.

Amara Calissa, gadis yang sering merundungnya. Suka mencari kesalahannya dan membuat dirinya merasa tidak betah berlama-lama di dekat gadis itu.

Amara sosok gadis yang keras. Tidak suka diperintah, tetapi suka memerintah. Apa yang diinginkannya harus terlaksana. Tidak boleh mengatakan tidak.

Bukan tanpa alasan Amara tumbuh menjadi gadis yang keras. Ibunya yang meninggalkan dirinya yang saat itu berusia 7 tahun dengan seorang Ayah yang mementingkan urusannya sendiri.

Ayla mengalihkan pandangannya kembali pada Rafael, "Emang gak papa? Nanti Amara marah lagi," ucapnya takut-takut.

"Lo takut?"

Ayla menggelengkan kepalanya.

"Ya gak usah urusin dia! Suka-suka gue mau di mana," Rafael menatap Ayla intens, ia maju ke arahnya. "Atau lo gak mau gue duduk di sini?"

"Gak gitu, El! Kamu boleh duduk di sini! Cuma kamu tau, Amara selama ini ya gak suka banget sama aku," jelas Ayla mengingat Rafael yang tidak peduli selama ini dengan keadaan dirinya.

Rafael merupakan siswa pindahan dan baru masuk sekolah selama 1 minggu.

Selama satu minggu, Ayla tidak pernah bertegur atau menyapa Rafael. Mengingat lelaki itu yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya.

"Lo itu cantik dan pintar, makanya dia gak suka!" ucap Rafael tersenyum ke arahnya.

Walaupun Rafael terlihat cuek dan tidak perduli. Selama bersekolah, ia tetap memperhatikan sekitarnya.

Rafael mengetahui jika sosok gadis cantik yang berada di sebelahnya tidak disukai seluruh murid SMA BANGSA 03.

Ayla yang mendengarnya diam.

"Aku gak cantik kok, biasa aja. Kalau kepintaran alhamdulillah, aku bersyukur dapat itu semua."

Rafael yang mendengarnya terkekeh tanpa sadar ia mengacak rambut Ayla yang digerai.

"Lo emang cantik, Ay!"

Bruk

"Lo apaan sih!" kesal Rafael menatap gadis di hadapannya nyalang. Bagaimana tidak kesal, aktivitasnya dengan Ayla terganggu karenanya.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang