Inesperado| 06

91 63 6
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

"Papa!" panggil Rea pada Eshan yang baru saja pulang dari kantornya, oh iya usia Eshan masih muda loh.

Usianya masih 27 tahun.

Muda bukan?

"Hai, sayang!" sapa Eshan sambil mencium pipi dan terakhir bibir Rea.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Eshan sambil duduk di sofa.

"Baik kok, Pa." jawab Rea sambil memakan jus mangganya.

"Kamu mau makan?" tanya Eshan membuat Rea mengangguk dengan pipi yang menggembung dan hal itu membuat Eshan terkekeh..

"Oke, sebentar. Kita makan diluar!" Eshan berjalan ke arah kamarnya, ia akan mandi dulu sebelum berjalan dengan anak kesayangannya.

Sedangkan di waktu yang sama, tetapi di tempat yang berbeda ada dua sahabat yang sedang berbincang di kantin sekolah.

"By!" panggil Rumi pada Heby yang asik memakan pentolnya.

"Hmm."

"Tumben banget Rea gak sekolah?" tanya Rumi membuat Heby mendengus, "Biasanya juga dia emang gitu." jawabnya.

"Bukan maksud gue gini, dia 'kan masih anak baru. Pasti orang mikir, anak baru kok udah libur aja mana baru satu minggu sekolahnya. Apa gak jelek nama baik dia?" tanya Rumi.

"Ya diperbaiki lagi, apa susahnya sih!" ucap Heby santai membuat Rumi geram.

"Serah lo!"

***********

"By!" panggil Rumi pada Heby yang diam melihat ke arah lapangan, mereka berdua sekarang sedang duduk dipinggir lapangan.

"Apa?" tanya Heby yang masih fokus pada Randi, teman sekelas Zeta yang bermain basket dilapangan bersama para sahabatnya.

"Lo masih aja perhatiin Randi! Lo liat nih di sana ada Zeta and the geng!" seru Rumi sambil memengang kepala Heby, lalu memutarnya ke arah kiri.

"Terus?" tanya Heby malas karena Rumi, ia jadi tak melihat Randi yang memasukkan bola basket ke ring dengan keringat yang bercucuran, terlihat sangat seksi pikirnya.

"Bego lo, itu si Zeta kita kerjain kuy!" ucap Rumi lagi sambil menaik turunkan alisnya.

"Gak, lo aja!"

"Kok gue?" tanya Rumi dengan tatapan meneliti ke arah Heby.

"Jangan bilang lo takut?"

"Bukan!"

"Terus?" tanya Rumi menaikkan alisnya satu dengan dagu yang dimaju-majukan.

"Oke, fine!" final Heby sambil melihat sekilas ke arah Randi yang sudah selesai bermain basket dengan sahabatnya.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang