Inesperado| 42

14 8 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Rea yang malu segera pergi dari hadapan ketiganya. Berlari dengan sangat cepat keluar dari rumah sakit.

Malu sangat malu dirinya.

"Pasti malu," kekeh Zeta menatap kepergian Rea.

Reza yang mendengar suara Zeta menoleh ke samping.

"Udah dimaafin?" tanya Reza hati-hati dibalas kerutan.

"Apa yang mau dimaafkan?" Zeta balik bertanya.

"Gak ada yang perlu dimaafkan, aku tau kamu gak bakal gitu! Aku cuma mau liat gimana kamu bisa tahan sama sikap aku dan bagaimana kamu mengatasi permasalahan ini," jelas Zeta yang dibalas senyuman.

"Aku bisa atasi segalanya, bukan cuma pelajaran. Atasi sikap kamu aja aku bisa," ucap Reza menaik turunkan alisnya.

Anin yang mendengarnya tersenyum. Ia melupakan kepergian Rea.

"Bagus begitu, Za! Kalian harus selesaikan masalah kalian! Ini baru ujian awal kalian menjalani rumah tangga, belum lagi ke depannya," ucap Anin menatap keduanya bergantian.

"Kalian harus lebih berhati-hati lagi! Dan saling percaya itu penting! Bunda mengucapkan terima kasih sama Zeta, karena tetap percaya dengan Reza," ucap Anin lagi memegang kedua tangan Zeta.

Zeta mengangguk mendengarnya. Sedangkan Reza tersenyum.

"Ya sudah, kita kembali! Lupakan kejadian ini!" Anin mengajak keduanya untuk segera pergi dari rumah sakit, karena keadaan di koridor mulai ramai.

*****

"Sial! Sial!!" gerutu Rea menghentak-hentakkan kakinya.

Rea berada di halte bus yang cukup jauh dari rumah sakit. Sudah 10 menit dirinya berdiam diri di sana.

Ia kehilangan tujuan. Benar-benar malu dirinya. Bagaimana bisa semua rencananya gagal??

"Lo yakin itu dia?" tanya seorang lelaki yang berada di dalam mobil bersama kedua temannya.

"Sesuai foto sih iya," ucap temannya yang menyetir.

"Ya udah, lo majuin dikit! Mumpung udah mulai gelap, sepi nih!" ucap temannya yang berada di sampingnya.

Lelaki itu segera menjalankan mobilnya dan memarkirnya tepat di depan Rea.

Rea yang masih kesal pun tidak sadar jika dirinya saat ini dalam bahaya.

"Siapa kalian?!" pekik Rea terkejut kedua tangannya tiba-tiba ada yang memegang.

Kedua pria yang memegang tangannya segera membawanya masuk ke dalam mobil sebelum aksi mereka diketahui.

"LEPASIINN!!!" histeris Rea.

"TOLONGGG!!!" teriaknya sekencang-kencangnya.

"Lo ambil barangnya, Sat!" ucap pria yang sudah memasukkan Rea ke dalam mobil dengan tangan yang membekam mulut Rea.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang