Inesperado| 12

91 50 24
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

"Mereka ada di rumah sakit sebangsa, Nona!"

"........"

"Iya, Nona. Terima kasih,"

Tut

Panggilan terputus yang ditutup sepihak oleh sang majikan lebih tepatnya, Nona. Karena Nona yang dipanggilnya anak dari Bosnya.

Sedangkan di tempat yang sama, lebih tepatnya rumah sakit. Reza menatap dokter dihadapannya dengan wajah cemasnya.

"Bagaimana dok?" tanyanya pada dokter yang menangani Zeta.

"Untung saja langsung diberi pertolongan, saya sudah memberi resep untuk obat peredam nyeri dan juga beberapa krim agar kulit bekas luka bakarnya tidak berbekas. Oh ya, jika dia merasakan nyeri saya mohon jangan menggunakan alas kaki yang tertutup seperti sepatu atau kaos kaki karena itu hanya akan membuat krim dan obatnya terbuang cuma-cuma atau lebih tepatnya tidak berguna——

——dan juga akan membuat gesekan antara kulit jika menggunakan kedua hal itu. Saya sudah mengganti perbannya, silahkan anda boleh masuk!" jelas dokter Tesa yang setelah itu pamit pergi ke pasien lainnya.

Ceklek

"Eh, kamu udah sadar ternyata!" ucap Reza ketika membuka pintu disunguhkan pandangan Zeta yang menatapnya kosong.

Setelah menutup pintu, Reza berjalan mendekati brankar Zeta.

"Apa masih sakit?" tanyanya yang dibalas gelengan.

"Huft... kok bisa kaya gini?" tanya Reza membuat wajah Zeta memerah.

"Gue-ekhem... aku kesel banget sama Rea! Mau aku bejek-bejek tu muka! Arghh!!" teriak Zeta sambil memukul-mukul bantal rumah sakit membayangkan jika bantal itu adalah wajah Rea dan hal itu membuat Reza tertawa, karena gemas.

"Uh! Aku mau gigit kamu deh!!" ucapnya sambil menarik tangan Zeta yang tidak ada infusnya.

"Akhhh... kok digigit sih?!" sungut Zeta sambil menatap lengannya yang berbekas.

"Aku 'kan gemas! Jadi, aku gigit aja kamunya..." ucap Reza tanpa merasa bersalah membuat Zeta mendengus.

"Maaf, ya! Kamu sih gemesin banget..." ucap Reza sambil mengelus lengan Zeta sesekali menciumnya.

"Hmm, ya!" jawab Zeta seadanya, "Btw, kok aku dibawa ke rumah sakit sih? Perasaan udah berapa kali ke rumah sakit dalam beberapa hari ini, padahal aku setahun bisa dibilang gak pernah ke rumah sakit." tuturnya menatap Reza yang tersenyum.

"Udah aku bilang, kalau keadaan itu kita gak bisa ditentuin. Kita gak tau hal apa yang akan terjadi sama diri kita, lagian aku bawa kamu ke rumah sakit tujuannya biar gak ada hal serius yang terjadi." jelasnya yang masih setia mengelus lengan Zeta.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang