AUTHOR POV"Assalamualaikum."
Mendengar seseorang yang mengucapkan salam membuat ketiganya bersamaan menjawab dengan kepala menoleh ke arah pintu.
"Mama ada tamu, ya? Maaf Argiel mengganggu, saya permisi ke atas," ucap Argiel yang baru saja pulang dari sekolahnya.
"Nak! Ini Sayla, Kakak kamu!" ujar Zeta membuat langkah Argiel yang akan meninggalkan ketiganya berbalik menatap tajam Ayla. Dengan langkah panjangnya, ia melangkah ke arah Ayla dan Zeta.
Dirinya cukup kaget melihat wajah Ayla perpaduan Reza dan Zeta. Ia terus memperhatikannya dari atas sampai bawah.
"Mama yakin?" tanya remaja itu menatap Zeta yang tersenyum dengan anggukan.
"Kamu gak liat kemiripannya? Tidak perlu diragukan lagi, Argiel!" ucap Zeta yang kembali mengelus rambut Ayla.
"Orang memiliki 7 kembaran di muka bumi, Ma."
"Bagaimana kalau dia salah satu dari mereka yang hanya menginginkan imbalan itu?" tanya Argiel kembali mengintimidasi ke arah Ayla.
"Jujur kamu memang mirip dengan kedua orangtua ku. Tetapi, bisa saja 'kan kamu berbohong!"
"Katakan saja yang sebenarnya, kamu diutus siapa? Dan apa tujuanmu yang sebenarnya. Lihat, kamu datang bersama seorang pria untuk menjagamu dari amukan kami," lanjutnya melirik ke arah Rafael yang siaga berada di sebelah Ayla.
"Argiel jaga ucapanmu! Mama sangat yakin dia adalah Kakakmu!" peringat Zeta menatap Argiel yang terus memandang Ayla.
"Ma! Mama tidak lupa 'kan? Ratusan orang datang ke rumah dan mengaku dia adalah Kakak, bagaimana kalau hal itu kembali terulang? Zaman sekarang, kita tidak bisa percaya begitu saja," ucap Argiel penuh penekanan.
Zeta mengerti akan ketakutan Argiel. Remaja itu tidak mau kejadian-kejadian sebelumnya terulang kembali. Bahkan, baru saja dua hari yang lalu seseorang datang mengaku jika dia adalah Sayla.
"Kalau begitu, kita tunggu saja Papamu dari Yogyakarta. Dan kita lihat apa yang akan Papamu lakukan," ucap Zeta akhirnya. Ia sampai lupa memberitahu Reza mengenai kedatangan Ayla.
"Baik," jawab Argiel memandang Ayla sinis.
Remaja itu kemudian pamit ke kamarnya pada Zeta tanpa menghiraukan Ayla dan Rafael.
"Maaf atas sikap Adikmu, Sayla! Dia memang seperti itu, tidak mau kejadian yang telah berlalu terulang kembali. Tapi, jauh dilubuk hatinya yang paling dalam. Dia sangat merindukanmu," Zeta tersenyum mengucapkannya menatap Ayla hanya memperhatikan kepergian Argiel.
Gadis itu mengangguk, ia tersenyum menyakinkan Zeta jika dirinya tidak masalah. Kewaspadaan memang harus diutamakan.
"Kalian menginap saja di sini, Mama panggilkan Bibi dulu untuk menyiapkan kamar kalian," ucap Zeta yang kemudian melangkah akan mencari Bi Ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inesperado [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA ATAU MENINGGALKAN JEJAK DI SETIAP CHAPTERNYA!] 15+ [Cerita mengandung kata kasar] Bercerita tentang Zeta yang bersekolah di SMA Galaxy, ia harus menghadapi seorang Reza, sang ketua OSIS, karena ulahnya sendiri. Namun takdir m...