AUTHOR POVSekarang Zeta dan Reza berada di Rumah Sakit Sebangsa. Keduanya akan mengecek kandungan Zeta.
Zeta lelah menghadapi sifat pemaksa Reza yang berujung ngambek sejak kemarin siang mengetahui kehamilannya.
Reza terus membujuk Zeta untuk pergi mengecek kandungannya. Padahal jadwal pemeriksaannya masih bulan depan.
Zeta terus menolak ajakan Reza dan malam harinya mungkin karena lelah membujuk, Reza mendiami Zeta.
Perasaan Zeta yang akhir-akhir ini sensitif membuat Zeta meminta maaf pada Reza saat keduanya akan tidur. Ia berjanji akan mengajak Reza mengecek kandungannya besok pagi.
Jangan ditanya reaksi Reza bagaimana, ia dengan senang hati langsung menciumi wajah Zeta dan menyuruhnya segera tidur.
Terlalu bersemangatnya Reza, bahkan mereka berdua pendaftar pertama.
Suster yang berada di depan ruangan dr. Arvin Agelion, Sp. OG menuntun keduanya untuk masuk.
Reza kembali menatap tak suka ke arah papan nama di atas pintu coklat itu.
Reza sempat mendengar saat bagian pendaftaran menyebutkan nama dokter yang menangani Zeta dan ia langsung menunjukkan ketidak sukanya pada Zeta yang acuh tak acuh padanya.
Zeta segera masuk meninggalkan Reza yang bergelut dengan pemikirannya.
Reza yang menyadari Zeta telah masuk segera menyusulnya. Saat masuk, Reza melihat Zeta telah duduk di hadapan Dokter Arvin. Tanpa pikir panjang, Reza duduk di sebelah kiri Zeta.
"Hai, Zeta! Kita bertemu kembali, padahal baru minggu lalu kamu melakukan pemeriksaan," ucap Dokter Arvin ramah yang dibalas decakan Reza.
Zeta menjawabnya dengan tersenyum.
"Sok akrab," sinis Reza yang tidak ditanggapi Dokter Arvin, bahkan Dokter itu tersenyum.
Zeta yang mendengar ucapan Reza yang tidak ramah langsung menginjak kakinya.
"Ahkk!" Reza memekik merasakan kakinya yang diinjak sepatu Zeta.
Bagaimana tidak, ia memakai sendal sedangkan Zeta memakai sepatu.
"Ada apa?" tanya Dokter Arvin terkejut mendengar pekikan Reza.
"Eh... tidak ada, Dokter," ucap Zeta tetap menampilkan senyumannya.
"Oh ya, kamu bersama siapa ini? Apa Kakak mu, Zeta?" tanya Dokter Arvin kembali menyadari Reza yang terus menatapnya sinis.
"Suaminya," tekan Reza menampilkan seringainya.
Dokter Arvin terkejut dan mengangguk, "Apa ada keluhan, Zeta?" tanyanya kembali menatap Zeta.
"Ti—."
"Gak ada," jawab Reza cepat yang dibalas pelototan oleh Zeta, "Udah, Dok! Lo buruan periksanya," sungut Reza tak suka. Sadar betul Dokter Arvin memiliki ketertarikan pada Zeta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inesperado [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA ATAU MENINGGALKAN JEJAK DI SETIAP CHAPTERNYA!] 15+ [Cerita mengandung kata kasar] Bercerita tentang Zeta yang bersekolah di SMA Galaxy, ia harus menghadapi seorang Reza, sang ketua OSIS, karena ulahnya sendiri. Namun takdir m...