Inesperado| 22

22 8 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Zeta sedang mampir ke salah satu supermarket setelah pulang dari bandara.

Ia pergi ke supermarket menggunakan taxi, karena sebelumnya ia dan Reza berangkat menggunakan mobil milik Seno.

Zeta juga baru ingat ada beberapa bahan makanan yang sudah habis, lagipula ia ingin membeli sesuatu. Itulah mengapa, ia menggunakan taxi ketimbang ikut dengan Ainin dan Seno. Apalagi arah perjalanan keduanya berbeda, ada yang harus diurus Ainin.

Saat akan mengambil kentang goreng tiba-tiba ada yang menabraknya dari belakang.

"Ck!" decaknya sambil berbalik ke arah seseorang yang menabraknya.

Zeta terdiam kala melihat sosok pria dewasa yang menatapnya.

Keliatan dewasa banget, mana ganteng lagi.

"M-maaf ya! Saya gak sengaja! Saya buru-buru soalnya anak saya lagi pergi ke luar kota!" ujar pria itu dibalas tatapan kecewa.

Aihh! Dah punya anak!

Zeta segera menepis pikiran-pikiran anehnya itu.

Zeta-Zeta! Punya Reza juga! Mana seumuran!! Daripada sama yang tua gini!

"Ah! I-iya, gak papa kok... Om!" jawab Zeta kikuk, ia kembali berbalik badan bersiap-siap akan mengambil kentang goreng tadi.

"Jangan panggil Om! Panggil Kak Eshan aja!" jawab pria bernama Eshan itu dibalas anggukan.

"I-iya Om—eh Kak!" jawab Zeta lagi yang langsung menarik 3 bungkusan besar kentang goreng, "Saya permisi, Kak!" ucap Zeta lagi. Ia sangat tak nyaman, apalagi saat tau pria di hadapannya memiliki anak, ia risih juga dengan Eshan yang terus memperhatikannya.

Bukan dirinya kegeeran, karena memang begitu kenyataannya.

Zeta takut nanti dikira pelakor, karena berdekatan dengan pria seperti Eshan yang notabene nya memiliki anak. Itu artinya, ia punya istri 'kan?

"Oh ya, silahkan! Tapi, nama kamu siapa ya?" tanya Eshan melihat Zeta hendak pergi dari rak kentang goreng.

Zeta terdiam, ia berpikir keras.

"Nama saya... A-April, ya April!" jawabnya dibalas anggukan.

Zeta tak mau memberitahukan nama aslinya. Banyak hal yang tidak diinginkan bermunculan dipikirannya. Seperti nanti dirinya yang dikatakan pelakor lah atau paling buruknya saat ia berjalan dengan Reza tidak sengaja bertemu dengan Eshan, lalu pria ini memanggilnya. Bisa-bisa Reza berpikiran yang tidak-tidak tentangnya.

Lagipula nama April itu bukan sembarangan nama, memang Zeta juga lahir dibulan April.

Eshan melirik handphone nya yang menunjukkan suatu pesan, "Saya pergi dulu, April! Sampai jumpa lagi!" pamitnya yang kemudian melangkah dengan cepat ke arah luar supermarket.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang