Inesperado| 56

11 8 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

"Baru pulang kamu, Rian?" ucap Selena tanpa menatap anak lelakinya yang akan duduk di sebelah kirinya.

Rian melirik Ayla yang berada di hadapannya, melayangkan tatapan tajamnya pada gadis itu. Apa dia gak bilang? pikirnya.

"Ayla gak bilang kalau Rian kerja kelompok?" tanya Rian masih menatap marah Ayla.

Selena menatap Rian dan berhenti mengunyah cemilannya.

"Adikmu sudah bilang! Mami heran, jam sepuluh malam baru pulang. Untung Mami sama Ayla sudah makan, kalau nungguin kamu yang ada mati kelaparan kami."

Rian menelan salivanya susah payah. Salahnya juga tadi, terlalu senang berfoya-foya dengan kedua sahabatnya sampai lupa waktu.

Syukur, Omar mengingatkannya tadi. Bisa ngawat kalau sampai dini hari dirinya baru pulang.

"Hmm... tadi banyak yang diurus itu aja sebenarnya gak selesai," jelas Rian membuat Selena mendengus mendengarnya.

"Alasan kamu itu! Pasti main makanya gak selesai."

Rian menunjukkan cengirannya, ia mengangguk membenarkan ucapan Selena.

"Sana kamu makan dulu!" titah Selena yang langsung dilaksanakan Rian.

*****

Rian mengerutkan keningnya melihat sosok lelaki yang menurutnya tidak asing. Ia menghampiri lelaki itu yang celangak-celinguk di depan rumahnya.

"Cari siapa?" tanya Rian menyadari lelaki itu adalah Rafael.

"Oh, gue nyariin Ayla, Bang. Ayla nya ada?" ucap Rafael menatap Rian yang melihat ke rumahnya.

"Ada, masih sarapan. Bentar gue panggilin!" Rian berlalu pergi meninggalkan Rafael yang menghembuskan napasnya.

"Gak ada sopannya, masa iya itu Abang Ayla?" gerutunya yang menurutnya Rian tidak sopan, bahkan tamunya dibiarkan menunggu di luar. Minimal dibukain pagarnya, pikirnya.

Tidak berapa lama, Rian keluar kembali dan berjalan ke arah motornya yang terparkir di halaman.

"Bukain buruan, Ay!!" teriak Rian lantang menyadari Ayla yang belum muncul dari dalam rumah.

Ayla yang sedang memakai sepatunya buru-buru berjalan keluar rumah dan membukakan pagar untuk Rian.

"Loh! Kamu ngapain, El?" ucap Ayla terkejut melihat sosok Rafael tersenyum ke arahnya.

"Udah buruan buka dulu itu! Lo gak liat muka tuh orang udah merah kaya kepiting!" Rafael menunjuk Rian dengan dagunya.

Ayla yang mendengarnya langsung melepas gembok pagar tersebut dan menyingkir dari jalan, membiarkan Rian lewat.

"Lo kalau udah pacaran gak liat kondisi,"sentak Rian ke arah Ayla yang hanya menunduk dengan bibir bawah digigit.

Menyadari Rian sudah tidak ada di hadapannya, Ayla mendongak.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang