AUTHOR POVZeta mengguling-gulingkan badannya di atas kasur milik Ara membuat sang pemilik menatapnya jengah.
"Ta, lo gak kasian sama anak lo?" tanya Ara setelah memastikan Lani benar-benar sudah pergi ke dapur.
Zeta yang tersadar langsung duduk dan mengelus perutnya, "Aduh, maaf in Mama sayang."
"Gue tau lo kecewa sama Reza yang gak ngasih kabar, tapi lo harus mikirin dia juga!" peringat Ara yang menurutnya Zeta terlalu berlebihan.
"Iya, Ra. Sorry, gak biasanya Reza gini, gimana gak overthinking coba."
Tiba-tiba suara telpon Zeta yang berada di hadapan Ara berbunyi, melihat siapa yang menelpon segera ia berikan pada pemiliknya.
Zeta mengerutkan keningnya sebelum mengambil ponselnya.
"Reza," Ara memberikan ponsel Zeta dan langsung keluar meninggalkan Zeta sendiri di dalam kamar Lani.
Lani yang melihat Ara keluar pun terheran, "Kenapa, Ra?"
"Reza nelpon, kita di ruang tamu aja," ucap Ara yang dibalas senyuman geli.
Lani jadi membayangkan berada diposisi Zeta, pasti sangat menyenangkan.
Lani pencinta cerita romantis, tetapi tidak mau mengalami seperti cerita tersebut. Agak aneh memang, tapi ia lebih suka sendiri.
Sedangkan, di dalam Zeta tersenyum dan langsung menerima panggilan video call dari Reza.
"Assalamualaikum, cantik!" ucap Reza tersenyum yang dibalas senyuman lebar oleh Zeta.
"Wa'alaikumsalam, kok baru nelpon? Dari kemarin-kemarin ke mana aja? Gak kenapa-kenapa 'kan? Atau kamu ada seseorang di sana, jadi lupa aku yang di sini?" tanya Zeta beruntun dengan senyuman yang mulai memudar.
Reza memperbaiki posisinya di sofa, ia masih memakai kaos putih dengan celana selutut berwarna hitam. Saat ini, ia masih berada di kamar Aldi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 17.35.
Tidak mungkin, Reza menelpon Zeta di kamarnya yang saat ini mungkin masih ada Rea di sana.
Reza terkekeh, "Duh-duh, pikirannya. Waktu baru sampai, Nenek Ayu datang. Mamanya Bunda Anin, kemarin ada problem sedikit dan baru selesai belajar nih," ucapnya menunjukkan buku-buku yang dipelajarinya dan memperlihatkan Aldi yang sedang berbaring di atas kasur.
"Kok gak nelpon waktu Nenek Ayu datang, aku mau ngobrol tau sama beliau," sungut Zeta yang terlihat kesal.
"Gak kepikiran, sayang. Buka hp aja gak sempat, apalagi mau nelpon," jelas Reza tetap tersenyum yang terdengar helaan napas Zeta.
"Ya udah, lain kali jangan diulangi! Janjinya mau bakal nelpon terus, eh nyatanya gak ada. Bikin orang khawatir, minimal chat lah!" Zeta mengucapkannya dengan wajah serius membuat Reza kebingungan menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inesperado [END]
Teenfikce[FOLLOW SEBELUM MEMBACA ATAU MENINGGALKAN JEJAK DI SETIAP CHAPTERNYA!] 15+ [Cerita mengandung kata kasar] Bercerita tentang Zeta yang bersekolah di SMA Galaxy, ia harus menghadapi seorang Reza, sang ketua OSIS, karena ulahnya sendiri. Namun takdir m...