Inesperado| 39

11 8 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Dugaan Zeta salah.

Rea sudah datang lebih dulu darinya. Perempuan itu tersenyum lebar padanya.

Zeta yang melihat Rea segera mencari keberadaan Reza. Melihat Reza yang berada di pintu Cafe, ia menghampiri lelaki itu.

Ia mengaitkan tangannya di lengan Reza. Lelaki itu mengerutkan keningnya, ada apa gerangan? pikirnya.

Reza mengikuti arah tatapan Zeta. Ia tersenyum dan memegang jari jemari istrinya.

"Lagi pamer nih ceritanya?" bisik Reza yang dibalas dengusan.

"Gak usah geer!" sentak Zeta yang menuntun keduanya berjalan ke ujung Cafe. Sang pemilik acara tengah berdiri menyambut para tamunya dengan tersenyum.

"Selamat ulang tahun ya, Dania! Semoga panjang umur, sehat selalu, makin cantik, dimudahkan rezekinya," ucap Zeta tersenyum hangat pada Dania. Ia mengambil kado dari tangan kanan Reza dan memberikannya.

"Aamin... Makasih, Zeta!" ucap Dania tersenyum menatap Reza yang hanya diam.

Zeta yang menyadari itu menyenggol pinggang lelaki itu menggunakan sikunya.

"Eh... selamat ulang tahun, Dan! Doa yang terbaik buat lo!" ujar Reza dengan wajah datar. Malas sebenarnya Reza menghadiri acara seperti ini. Baginya cukup mengirim kado dan tidak perlu datang, selesai.

"Aaamin... Makasih, Za," jawab Dania kikuk melihat wajah Reza yang tak bersahabat.

Reza segera mengeluarkan kadonya yang berada di saku jasnya.

Memang Reza dan Zeta memberikan kado yang berbeda. Jika Zeta memberikannya jam tangan berbeda dengan Reza yang memberikannya mentahan, alias uang.

Daripada pusing-pusing memikirkan hadiahnya pikir Reza.

"Lo berdua nikmatin pestanya, gue masih harus ketemu yang lain," ucap Dania tersenyum.

Keduanya segera beranjak dari sana dan berjalan ke arah sahabat-sahabat Zeta yang sedari tadi menunggu.

"Cepet banget lo berdua!" kekeh Zeta menatap Ara dan Lani.

"Biasa Lani kalau gratisan cepet," terang Ara melirik Lani yang berada di sebelahnya sedang menikmati kue dengan secangkir cokelat.

"Hai!" sapa Rea tersenyum lebar kepada keempatnya. Rea tidak sendiri, ia bersama Rumi dan Heby.

"Ngapain lo di sini!" sinis Ara menatap malas pada ketiganya.

Inesperado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang