Penelpon

527 68 6
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.
.
Happy Reading ❤️

Kaylee langsung masuk ke dalam rumah  setelah Bagas pamit pulang kepada dirinya dan Emilia. Ia merasakan gerah karena cuaca siang tadi cukup panas. Kaylee pun memilih untuk berendam di dalam bathub yang ada di kamar mandi, sembari mendengarkan lagu dari ponselnya.

Kaylee berusaha untuk mengatur emosinya, dan ia sangat butuhkan ketenangan saat ini. Akan tetapi, itu sangat sulit sebab ia teringat dengan ketiga orang yang di cafe tadi.

Yang satu terlihat mirip dengan Airin, hanya saja gayanya berbeda gadis itu terlihat seperti gadis nakal dengan memakai tank top dan Mid-length shorts , dan rambutnya juga di gerai. Sedangkan sebelum Airin, ia melihat Airin menggunakan kaos lengan pendek, dan celana jeans.

Mungkinkah itu kembarannya? Akan tetapi, Airin tidak punya seorang kembaran. Lalu, siapa dua orang itu? Mengapa mereka bersama dengan gadis yang mirip dengan Airin?

Kaylee terus berpikir dengan keras, hingga ia tidak menyadari ponselnya sudah berdering sejak tadi. Tatapan masih menerawang ke arah langit-langit kamar mandi, memikirkan ide untuk mendapatkan informasi untuk menyelesaikan masalah ini.

Tin...ting...ting

Ponselnya kembali berdering, Kaylee langsung mengambil ponselnya, dan melihat ada satu panggilan masuk dari nomor yang tidak kenal.

"Hm siapa ya?" gumam Kaylee sebelum menerima panggilan itu.

"Halo siapa ini?" tanya Kaylee setelah ia menekan tombol hijau.

"Tolong tolong tolong!" teriak suara dari seberang sana

"Halo...Halo," panggil Kaylee terus mengatakan itu, tetapi yang terdengar hanyalah suara teriakan minta tolong.

"Halo siapa sih ini?" dengus Kaylee mulai terpancing emosi.

Ia jadi ketakutan, dan panik karena mendengar suara teriakan itu. Suara itu seperti pernah ia dengar, tetapi ia tidak ingat.

"Tolong aku tolong!" teriak orang itu lagi. Kaylee mengepalkan tangannya, dan ia langsung keluar dari bathub, lalu memakai handuk kimono.

"Siapa ini hah?" geram Kaylee

"Hahahaha..." Kali ini yang terdengar adalah suara tawa yang menggelegar, "Lo enggak perlu tau siapa gue, tapi yang pasti lo harus hati-hati karena ada satu keluarga lo yang nyawanya ada di tangan gue," ucap seorang lagi dari arah sembarang sana.

"Enggak usah banyak bacot. Keluarga gue semua ada di rumah," gertak Kaylee menekankan setiap kata-katanya.

"Hahahaha...Bego, apa lo yakin?" sinis orang itu

"Lo jangan pernah nipu gue. Gue tau, lo ini penipu, dan yang mengaku ada salah satu anggota keluarga gue yang lo sandera. Pasti setelah itu, lo bakalan minta tebusan uang. Lo udah mengganggu ketenangan gue, dan lo bakalan gue laporin ke polisi," murka Kaylee urat-urat lehernya terlihat jelas, menandakan kemarahannya semakin memuncak.

"Hahaha silahkan, gue tunggu polisi itu datang, dan gue bakalan kirim mayat orang kesayangan lo ini di depan rumah lo. Lengkap dengan karangan bunga. Lo tenang aja. Ini semua gratis termasuk biaya transportasi," kelit orang itu, lalu ia menutup panggilannya secara sepihak.

"Halo...Halo...Halo," berang Kaylee berteriak, karena tidak ada jawaban ia membanting ponselnya di karpet berbulu yang ada di kamarnya, lalu memakai piyama tidur dari katun bergambar Stitch.

Selepas dari itu, ia langsung lari keluar kamar, dan menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Entah mengapa setelah menerima panggilan itu, ia menjadi panik akan keselamatan keluarganya.

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang