Amarah Bagas

443 54 11
                                    

Warning typo bertebaran dimana-mana, tapi bukan di hatiku
.
.
.

Jangan lupa vote, dan comment berpahala loh di bulan puasa😘
.
.
.

Happy reading ❤️

Bagas menepikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Alpha, setelah menghentikan mobilnya, Bagas menyuruh semua temannya untuk bangun dari tidur mereka.

"Bangun guys, kita udah nyampe," pungkas Bagas, lalu turun dari mobil. Olivia yang sedari tadi tidak tidur langsung membuka pintu mobil, dan menimbulkan suara saat menutupnya sampai Carisa terbangun.

"Eunghhh," erang Carisa saat merasakan sebuah tangan kekar sedang merangkul bahunya dengan saat posesif.

Carisa yang masih setengah sadar, berusaha untuk mengumpulkan nyawanya, saat nyawanya sudah terkumpul Carisa mendapati dirinya berada di sebuah dada bidang, dan ketika ia menoleh ke samping ada Juna yang sedang tertidur pulas di sebelahnya dengan merangkul bahunya.

"Juna, bangun!" sungut Carisa kesal, ia menarik telinga Juna. Bisa-bisanya Juna berani merangkul dirinya.

"Aduh, sakit!" ringis Juna, ia langsung membuka matanya saat merasakan panas yang menjalar di telinganya.

"Tangan, lo awasi, nih." Carisa menarik tangan Juna ke depan agar menyingkir dari bahunya.

"Kita udah nyampe?" tanya Juna sadar jika mobilnya sudah berhenti.

"Udah." Carisa membuka pintu mobil sebab ia yang duduk paling ujung, "Lo ngapain sih, peluk-peluk gue. Lo nyari kesempatan pastikan?" tampik Carisa menatap Juna sebal.

"Lo sendiri juga ngapain nyender di dada gue?" balas Juna sengit, walaupun sebenarnya yang dikatakan Carisa itu ada benarnya, Juna sengaja merangkul bahu Carisa bahkan tadi Juna eumm... mencium dahi Carisa saat Carisa sedang tertidur pulas.

"Mana gue sadar," balas Carisa

"Tapi, lo suka kan?" goda Juna memicingkan sebelah matanya.

"Kagak tuh, untung tadi lampunya dimatiin coba dihidupin," sela Carisa

"Muka lo pasti bakalan bersemu merah, Hhh," cibir Juna sembari terkekeh ringan.

"Bodo amat, Juna bodo amat." Carisa menghentakkan kakinya, lalu pergi meninggalkan Juna dengan kesal.

Juna hanya tersenyum geli melihat Carisa yang kesal karenanya, apalagi sekilas tadi Juna lihat pipi Carisa bersemu merah.

Ah, jadi sayang...

Juna langsung keluar dari mobil menyusul Carisa yang sudah ada bersama Olivia. Dua manusia purba itu? Mereka masih terlelap dalam keadaan berpelukan.

"Alby sama Rafa dimana?" tanya Olivia setelah melihat Juna datang menghampiri mereka.

"Tidur.

Bagas menghela nafas, lalu ia berjalan kembali ke arah mobil untuk membangunkan dua sahabatnya itu.

"Alby, Rafa bangun," suruh Bagas seraya menguncangkan badan Rafa, dan Alby.

"Ih, apa sih masih ngantuk lo," racau Alby, tangannya bergerak tak sadar memeluk Rafa yang ada di sampingnya.

"Rafa, bangun Rafa," titah Bagas

"Apasih, Ma tengah malam udah ganggu, abang tidur," gerutu Rafa

"Gue bukan emak lo, njir. Bangun, atau gue seret lo," ancam Bagas memukuli Alby, dan Rafa dengan brutal.

"Aduh, sakit woy melebihi Ibu tiri, lo," gerutu Rafa kesal seraya membuka matanya, "Ini apaan sih." Rafa menyingkirkan tangan Alby yang memeluknya dengan sangat posesif bukan senang, justru ia malah jijik sendiri.

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang