Awal Kehancuran

441 57 5
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.
.

Jangan lupa vote dan comment 😘
.
.
.

Happy Reading ❤️

Pagi ini Revan mengajak Nayla untuk jalan-jalan di taman hotel, mereka menikmati pemandangan taman bunga yang indah, dengan air pancur yang berada tepat di tengah taman.

"Aku, senang banget bisa berdua gini," kata Nayla sembari memandang bunga-bunga yang sebentar lagi akan bermekaran.

"Maaf ya, Nay," lirih Revan

"Untuk?" Nayla mengalihkan pandangannya, dan menatap ke arah Revan, dengan dahi berkerut samar.

"Ya, karena aku udah sering nyakitin kamu dulu," jawab Revan, Nayla hanya diam mendengar jawaban Revan. Namun, sedetik berikutnya Nayla tertawa terbahak-bahak.

"Kok, kamu ketawa?" tanya Revan heran.

"Ya, Kakak sih. Kan, Kakak udah minta maaf sama aku. Ngapain minta maaf lagi sih?" balas Nayla sembari terkekeh geli.

"Emang aku ada minta maaf?"

Pupil Nayla bergerak ke atas, menandakan bahwa ia sedang mengingat sesuatu, "Eh, belum ya? Iya udah, enggak apa-apa kok. Aku udah maafin Kakak, asalkan Kakak janji enggak akan nyakitin aku lagi," pungkas Nayla dengan penuh keseriusan.

"Aku enggak bisa janji, Nay. Tapi, aku akan berusaha enggak akan nyakitin kamu lagi." Revan meraih satu tangan Nayla, lalu menggenggamnya, "Biarkan aku jadi, alasan kamu untuk tersenyum."

Revan langsung membawa Nayla ke dalam dekapannya, lalu memeluk gadis itu dengan sangat erat.

"Aku sayang sama kamu, kak!" ucap Nayla

"Aku juga, Nay!" ujar Revan seraya mengelus surai hitam milik Nayla.

"Ehem," dehem seorang cowok dengan ciri kulit sawo matang. Dia adalah Farel yang datang bersama dengan Alby, Rafa, Bagas, Olivia, Juna, dan Carisa.

Lantas membuat Revan menguraikan pelukannya, dan menatap mereka semua,"Ada apa?" tanya Revan dengan menyerengitkan dahinya heran.

"Enggak ada, kita lagi gabut aja," tukas Carisa

"Oh." Revan mengangguk-anggukan kepalanya, lalu ia menatap Carisa dengan lekat. Carisa yang ditatap seperti itu langsung grogi seketika, dan pawang yang ada di sebelahnya sudah menatap Revan, dengan tatapan nyalang.

"Hey, biasa aja lihatin cewek gue. Mau gue congkel mata, lo?" ancam Juna menatap Revan tak suka.

"Dasar bucin!" cibir Alby, dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Juna.

"Gue juga enggak selera lihat cewek, lo!" tandas Revan, mendengar jawaban Revan, membuat mata Carisa mendelik.

"Kalau enggak salah, gue pernah lihat, lo deh, Ris," tutur Revan. Carisa menyerengitkan dahinya heran, dan bertanya, "Kapan?"

"Eumm, waktu itu kalau enggak salah, gue enggak sengaja nabrak, lo. Lo, waktu itu bawa roti bakpao, dan rotinya berserakan," pungkas Revan, sesaat setelah Revan mengatakan hal itu, Carisa menepuk bahunya.

"Oh, ternyata lo! Gara-gara, lo gue enggak jadi makan bakpao," gerutu Carisa kesal.

"Ya, kan gue udah bilang, gue bakalan ganti bakpaonya, Sebagai tanda minta maaf, tapi lo yang enggak mau," sanggah Revan.

"Oooh, ternyata ini cowok yang, lo bilang ganteng itu ya, Ris?" tanya Olivia dengan memicingkan sebelah matanya,"Yang, lo bilang lebih ganteng daripada, Juna?"

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang