Gadis kuat

630 73 13
                                    

Budayakan vote sebelum membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa krisar yang membangun ❤️❤️
.
.
.
.

Happy Reading ❤️

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

"Dalam hidup siapapun pasti ada masalah. Namun, bukan berarti masalah yang dihadapi jangan sampai membuatmu menyerah. Masalah yang dihadapi untuk mendewasakan diri, dan yakinlah bahwa Allah selalu bersamamu dan akan memberikan kebahagiaan untukmu  suatu saat nanti."

~ Vsaturnus

Rooftop SMA Galaksi

Seorang gadis sedang duduk di sebuah sofa tua yang ada di rooftop. Gadis itu menyandarkan kepalanya, dan menatap kosong ke arah langit. Pikirannya melayang entah kemana, dari raut wajahnya ia menyimpan banyak masalah yang sulit untuk diungkapkannya.

Gadis itu adalah Kaylee ia memilih untuk duduk di rooftop dan menghindari pelajaran bahasa Indonesia.

Ia merasakan hatinya gelisah, setelah mendengar semua perkataan Airin beberapa menit lalu. Kenapa Airin tega melakukan hal ini?

Apa salahnya? Sampai detik inipun Kaylee tak pernah mencari masalah dengannya. Terlebih lagi, saat Airin mengungkapkan tentang perasaannya kepada Revan.

Sungguh ia tidak menyangka jika Airin sangat mencintai Revan. Kenapa takdir selalu mempermainkan hidupnya? Nayla adiknya suka terhadap Revan, dan Airin sahabatnya juga suka terhadap pria yang sama.

Akan tetapi, Revan sendiri terus mengejarnya. Padahal Kaylee sudah berusaha menjauh, dan melupakan perasaanya pada Revan yang baru saja tumbuh, setelah ia membaca buku diary milik Nayla

Lalu, kenapa Airin ingin keluarganya menderita? Apakah ada sebuah kisah masa lalu hingga membuat Airin begitu dendam kepada Kaylee, dan keluarganya?

Kaylee merogoh kantong rompinya, dan mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya. Ia memandang dua foto itu secara bergantian.

"Ma, Pa Lily rindu dengan kalian," lirih Kaylee sembari menatap salah satu foto keluarganya yang selalu dibawanya kemanapun.

"Kenapa, Lily dibedakan? Kenapa Papa, dan Mama lebih percaya dengan Airin daripada Lily anak kalian sendiri?" tanya Lily, berharap Papa, dan Mamanya datang memeluknya, serta berusaha untuk menjelaskan semua pada dirinya.

"Dulu waktu pengambilan Raport Papa, dan Mama enggak mau mengambil Raport Lily. Padahal Lily selalu dapat juara satu di kelas. Papa, dan Mama lebih memilih untuk menemani Nayla yang hanya mendapat sepuluh besar. Lily udah berusaha buat Mama, dan Papa bangga sama Lily dengan cara Lily rajin belajar, tapi Lily rasa itu sia-sia hhh...," ucap Kaylee sembari tertawa hambar.

Ia sangat ingat bagaimana dulu Papa dan Mamanya selalu mengabaikan dirinya, dan saat pengambilan raportnya Papa, dan Mamanya tidak datang untuk mengambil Raportnya. Bahkan, ketika ia menjuarai berbagai macam lomba. Bukan pujian ia dapat, melainkan makian.

Flash back on

"Papa lihat Lily juara dua menyanyi," ucap Kaylee sembari menunjukkan sebuah piala kemenangannya pada Adrian

Prang....

Adrian membanting piala itu ke lantai hingga hancur, Kaylee nanar piala miliknya yang sudah pecah. Perlahan tubuhnya luruh ke lantai, ia berusaha untuk menjaga pertahanannya agar tidak runtuh. Diambilnya kepingan piala kemenangannya itu yang sudah hancur karena ulah Adrian. Hatinya terasa sangat sakit. 

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang