Tidak ada yang waras

708 79 14
                                    

Tepat disebuah cafe remang-remang, dengan dentuman suara bas yang terdengar nyaring, dan memekakkan telinga, terlihat seorang pria berkemeja putih duduk di depan bar tander dengan segelas wine di hadapannya.

"Sial, berani-beraninya dia memarahiku Memang siapa dia?" Pria itu mengumpat, dan sesekali meneguk wine di hadapannya. Ia sangat kesal dengan masalah siang tadi. Direktur di perusahaan tempat ia bekerja telah memarahi dirinya, karena dianggap tidak becus dalam menjaga keamanan perusaahan. Sebab, tadi di kantor Manajer Pemasaran kehilangan handponenya. Setelah diselidiki ternyata ada seorang pencuri yang masuk dengan memakai baju Office boy.

"Tuan, apakah anda ingin minum lagi?" Batista itu bertanya sembari memberikan minuman kepada pelanggan lain.

"Ya buatkan aku dua gelas lagi," ucap pria itu cuek. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan seketika itu pula kedua matanya langsung menyipit dan fokus pada satu seseorang yang tengah duduk di sebuah kursi.

"Bukannya itu?" Gumam pria itu, berusaha memfokuskan pandangannya. Entah bagaimana, seseorang itu langsung menatap ke arahnya. Lantas membuat pria itu langsung gelagapan.

"Tuan David?" Pria yang bernama David itu langsung terhenyak kaget. Ia jadi Tepat disebuah cafe remang-remang, dengan dentuman suara bas yang terdengar nyaring, dan memekakkan telinga, terlihat seorang pria berkemeja putih duduk di depan bar tander dengan segelas wine di hadapannya.

"Sial, berani-beraninya dia memarahiku Memang siapa dia?" Pria itu mengumpat, dan sesekali meneguk wine di hadapannya. Ia sangat kesal dengan masalah siang tadi. Direktur di perusahaan tempat ia bekerja telah memarahi dirinya, karena dianggap tidak becus dalam menjaga keamanan perusaahan. Sebab, tadi di kantor Manajer Pemasaran kehilangan handponenya. Setelah diselidiki ternyata ada seorang pencuri yang masuk dengan memakai baju Office boy.

"Tuan, apakah anda ingin minum lagi?" Batista itu bertanya sembari memberikan minuman kepada pelanggan lain.

"Ya buatkan aku dua gelas lagi," ucap pria itu cuek. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan seketika itu pula kedua matanya langsung menyipit dan fokus pada satu seseorang yang tengah duduk di sebuah kursi.

"Bukannya itu?" Gumam pria itu, berusaha memfokuskan pandangannya. Entah bagaimana, seseorang itu langsung menatap ke arahnya. Lantas membuat pria itu langsung gelagapan.

"Tuan David?" Pria yang bernama David itu langsung terhenyak kaget.

****

Sampai di basecamp, Alpha dan Kaylee langsung turun dari motor, dan mereka masuk ke dalam. Di dalam sudah ada semua sahabat mereka yang sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Basecamp milik Alpha itu adalah sebuah hadiah dari Mr An karena Alpha sudah bekerja di Galaksi Group selama beberapa bulan semasa ia liburan kelulusan saat SMP dulu.

Bukan sebagai manager atau bahkan seorang karyawan sekalipun. Alpha bekerja sebagai office boy di perusahaan cabang milik Papanya sendiri.

Mr An menempatkan anaknya sendiri di posisi bawahan karena ia ingin Alpha memulainya dari nol, dan dengan begitu Alpha akan paham bagaimana pahit dan getirnya untuk menjadi sukses. Berada di puncak kejayaan itu semua tidaklah instan tetapi, memerlukan doa dan usaha yang keras.

Hari pertamanya bekerja ia mendapat berbagai macam perlakuan dari orang-orang yang bekerja di perusahaan Mr An.

Ada yang bersikap baik padanya, namun ada yang menghinanya hanya karena Alpha tidak sengaja menabraknya karena merasa bersalah Alpha sudah meminta maaf, namun orang itu malah meminta ganti rugi yang tak banyak, dan temannya menyiram Alpha dengan air bekas pel yang ada di hadapannya.

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang