Flashdisk

417 62 47
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.

Jangan lupa doain semoga semua impian author terwujud😘aamiin...
.
.
.

Happy Reading ❤️

Sampai pagi ini, Kaylee belum juga sadar dari pingsannya, tangannya diinfus, dan ada Bagas yang tertidur di sampingnya. Semalaman Bagas menangis, karena adiknya tidak sadar, hingga akhirnya ia tertidur.

"Bagas," panggil Clara seraya menepuk pelan pipi Bagas. Clara menatap iba ke arah Bagas, apalagi semalam Bagas dibentak Adrian, karena tak bisa menjaga Kaylee.

"Ma," gumam Bagas, membuka matanya perlahan.

"Ayo, ke bawah kita sarapan!" ajak Clara

Bagas mengucek matanya, lalu merengangkan ototnya, "Kaylee, belum sadar, Ma?" tanya Bagas menoleh ke arah Kaylee.

"Belum." Clara menggeleng pelan, "Bentar lagi juga sadar, kok," tambahnya

"Maafin, Bagas ya, Ma. Bagas enggak bisa jagain, Kaylee." Bagas menundukkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah. Kalau saya ia tidak terlambat datang, dan tidak mementingkan emosinya, Kaylee pasti tidak akan seperti ini.

"Udah, jangan terus nyalahin diri kamu sendiri. Ayo, kita sarapan," kata Clara mengajak Bagas untuk sarapan.

"Mereka udah pulang, Ma?" tanya Bagas menanyakan keberadaan para sahabatnya yang menginap di rumah Omanya.

"Belum, kayaknya masih tidur," ujar Clara

"Mama Clara duluan aja, ya. Bagas mau bangunin mereka," tutur Bagas, dan Clara hanya menganggukkan kepalanya.

Bagas berjalan menuju kamarnya, yang digunakan oleh para sahabatnya untuk tidur.

"Tiga kera ini belum bangun juga dari tadi?" tanya Bagas pada Carisa, dan Olivia yang sedang duduk di karpet sembari menggosip.

"Belum tuh, lo bangunin, deh. Capek gue banguninnya," gerutu Carisa kesal.

"Bang, jangan, Bang," racau Alby mengigau

"Aduh."

"Bang, Jangan."

"Sakit, Bang."

Juna yang merasa terganggu dengan suara Alby, langsung terjaga dari tidurnya. Ketika matanya terbuka, ia mendapati Rafa sedang memeluk dirinya, sembari mendusel-dusel kepalanya ke arah dadanya.

"Issh, Rafa awas, lo!" sungut Juna kesal, sembari menyingkirkan tangan Rafa yang melingkar di perutnya.

"Eunggh, apaan sih?" gumam Rafa, bukannya menyingkirkan tangannya, Rafa justru menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Juna.

"Ih, minggir lo jomblo ngenes," teriak Juna mendorong kuat Rafa, sampai cowok itu terjungkal ke bawah.

"Aww," ringis Rafa sembari memegangi bokongnya yang terasa panas, "Apa-apaan sih, lo? Sakit tau," gerutu Rafa, menatap nyalang ke arah Juna.

"Bodo amat," balas Juna cuek, dan bangkit dari tempat tidur.

"Masih pagi udah pacaran aja, ya?" sinis Rafa menatap ke arah Bagas, yang merebahkan kepalanya di atas paha Olivia.

"Makanya, lo cari pacar," cibir Bagas, membuat Rafa mencebikkan bibirnya kesal, "Elus kepala aku, dong sayang," pinta Bagas, Olivia hanya menurut saja, dan mengelus kepala Bagas.

"Kamu enggak mandi?" tanya Olivia

"Entar lagi," jawab Bagas, lalu ia memiringkan tubuhnya, dan memeluk pinggang Olivia.

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang