Saling Memaafkan

421 60 12
                                    

Warning typo bertebaran dimana-mana
.
.
.

Jangan lupa vote dan komen ya 😘
.
.
.

Kalian semua semangat sekolah, kuliah, dan kerjanya
.
.
.

Happy Reading ❤️


Gunawan menoleh ke arah seseorang yang memanggil nama Aira anaknya. Ketika itu pula ia melihat Airin sedang di dampingi dua orang pria, mungkin itu adalah petugas di pusat rehabilitasi.

"Airin," pekik Gunawan kaget

"Papa. Papa ngapain di sini?" tanya Airin seraya berlari menghampiri Gunawan. Mereka kemudian, berpelukan dengan sangat erat.

"Tadi Papa baru aja donorin darah untuk seorang gadis," jawab Gunawan seraya menguraikan pelukannya.

"Gadis?" gumam Airin pelan

"Iya, ada di kamar ini," tukas Gunawan seraya menunjuk kamar tempat Aira dirawat.

"Ini kan kamar Aira. Apa Papa belum tau ya kalau itu Aira? Berarti, Aira belum ketemu sama Papa," batin Airin

"Kamu kenapa diam aja?" tegur Gunawan seraya melambaikan tangannya di depan wajah Airin.

"Eh." Airin tersentak kaget, dan langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Papa, enggak kenal itu siapa?" tanya Airin memastikan.

"Papa enggak kenal, tapi Papa denger semua teman dia, manggil dia Olivia," urai Gunawan.

"Na-nama dia sebenarnya Aira Pa, " beber Airin seraya menghela nafas.

Deg

"A-Aira?" gumam Gunawan, ia sangat terkejut mendengar ucapan Airin. Ia tak menyangka jika gadis yang sudah menerima darahnya adalah anaknya sendiri. Pantas saja, Gunawan seperti merasakan ada ikatan batin yang kuat dengan gadis itu.

"Iya, Pa dia adalah Aira, kakak Airin," lontar Airin

"Kalau dia memang Aira kenapa wajahnya bisa berubah jadi orang lain?" kilah Gunawan masih dalam kebingungan.

Aira menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia berkata, "Dulu sekitar 6 tahun setelah Papa menghilang, Aira mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu menyebabkan wajah dia rusak, jadi harus dioperasi. Tante Helena memberikan foto orang lain sebelum operasi dilaksanakan. Sewaktu Airin ketemu dia, Airin enggak percaya kalau dia itu Aira, tapi  setelah Tante Helena bilang ke Airin kalau itu Aira.  Barulah Airin percaya," terang Aira. Mendengar ucapan Airin, ekspresi terkejut sekaligus marah melintang di wajah Gunawan.

"Lagi-lagi kamu membuat masalah Helena," desis Gunawan tajam, mengepalkan tangannya sampai urat-uratnya kelihatan, "Jadi, kamu sempat berpisah dengan Aira?" tanya Gunawan

"Iya, Pa. Aira sempat tinggal di Surabaya," tutur Airin

"Dengan siapa dia tinggal?"

"Airin lupa siapa nama Bibi itu, soalnya baru sekali ketemu. Airin dengar dia udah meninggal dunia," papar Airin

"Eh, Nenek Tapasya," sambut Carisa yang baru saja keluar dengan Kaylee, Alpha, Juna, Rafa.

"Udah bebas dari rumah sakit jiwa, lo?" sinis Rafa tajam.

"Rafa," desis Kaylee pelan, seraya mencubit lengan Rafa.

"Awww, sakit," ringis Rafa, Kaylee memilih untuk tak peduli, dan berjalan mendekat ke arah Airin.

"Apa kabar?" sapa Kaylee ramah.

"Enggak usah sok baik deh lo," kelakar Airin, menatap Kaylee tak suka.

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang