Kolam renang

441 60 20
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.

Jangan lupa vote dan comment 😘
.
.
.

Happy Reading ❤️

Nayla berlari mengejar mengejar Revan, dengan penuh langkah tertatih-tatih. Gadis itu terus berteriak memanggil nama Revan, sampai di depan kolam renang. Revan yang akhirnya jenuh dengan teriakan Nayla, menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Nayla.

"Apa sih?" tanya Revan ketus

"Kakak baik-baik aja?" Nayla bertanya balik, terlihat jelas ada rasa khawatir yang melintang di wajahnya.

"Menurut, lo? Setelah gue lihat kemesraan Kakak lo dengan suaminya, gue bakalan baik-baik aja?" hembus Revan seraya memalingkan wajahnya.

"Kakak enggak punya hak untuk cemburu, Kak. Lagian, mereka udah nikah," ujar Nayla berusaha untuk menyadarkan Revan, bahwa tak sepantasnya Revan cemburu terhadap hal yang jelas bukan miliknya.

"Gue punya hak, gue cinta sama Kaylee. Jadi, gue punya hak untuk cemburu," ucap Revan penuh penekanan.

"Jadi, Kak maksud Kakak selama ini dekatin aku untuk apa?" tanya Nayla mendongakkan kepalanya untuk menatap Revan yang lebih tinggi darinya .

Revan menoleh ke arah Nayla dan berkata, "Lo itu-" Ia sengaja menggantungkan ucapannya, kedua tangannya bergerak untuk mencengkram bahu Nayla, "Enggak lebih dari sebuah pelampiasan," desis Revan tajam.

Deg

Air mata Nayla langsung jatuh dari kedua sudut matanya, gadis itu menatap Revan dengan tatapan tidak percaya. Hatinya begitu sakit saat dengan mudahnya Revan mengatakan jika dirinya hanyalah sebuah pelampiasan.

"Kalau aku cuma pelampiasan, kenapa Kakak enggak bilang dari awal? Kenapa Kakak malah ngasih aku harapan?" tanya  Nayla berteriak. Ia menyeka air mata yang tak sengaja jatuh membasahi pipinya.

"Seharusnya lo jangan berharap," balas Revan enteng, sembari menarik tangannya dari bahu Nayla.

"Kakak, yang bilang sendiri, kalau kakak bakalan berusaha buka hati buat aku. Kenapa sekarang Kakak malah enggak bertanggung jawab dengan ucapan kakak?" lirih Nayla, menghela nafasnya secara kasar.

"Itu karena gue cuma kasihan aja. Gue itu enggak punya rasa lebih sama, lo. Lo mau tau apa alasannya?" Revan sengaja menjeda ucapannya memberikan Nayla kesempatan untuk menjawab.

"Apa alasannya?" Nayla mendongakkan kepalanya untuk menatap Revan yang lebih tinggi darinya.

"Karena lo itu cacat, Nay. Lo itu enggak sempurna kayak Kaylee. Coba lo bercermin, apa lo pantas untuk mengharapkan gue? Lo enggak pantas, Nay," ucap Revan penuh penekanan.

Nayla yang mendengar hal itu, langsung menundukkan kepalanya untuk menyeka air matanya. Ia menggigit bibirnya agar isakannya tidak terdengar jelas.

"Apa, Kak Kaylee sesempurna itu, ya?" dengus Nayla

"Iya, Kaylee itu jauh lebih sempurna dari lo. Coba lo lihat sendiri keadaan, lo mau jalan aja susah. Lo itu cewek murahan, Nay," sinis Revan, telunjuk kanannya bergerak untuk menunjuk wajah Nayla.

"A-aku murahan? Apa aku salah, berusaha supaya perasaan aku dibalas, dengan orang yang aku sayang?" keluh Nayla, ia menarik kerah baju Revan, dan memukuli dada cowok itu.

"Iya, lo salah. Dari awal lo udah tau kan? Kalau gue itu enggak pernah suka lihat, lo. Sekarang, sebaiknya lo menjauh dari, lo," geram Revan menatap tajam ke arah Nayla .

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang