Curiga

707 89 2
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.

Jangan lupa vote, dan commentnya ya guys
....

Happy Reading

Kaylee masih menangis sembari memeluk gulingnya. Ia tidak menghiraukan suara Clara yang sedari tadi memanggil namanya. Salahkah ia jika harus bersikap seperti ini kepada Clara? Di satu sisi ia sangat merindukan pelukan hangat dari Clara, dan di sisi lain ia sangat kecewa pada Clara.

"Nak, buka pintunya sayang. Mama mohon,"pinta Clara dari balik pintu. Ia tidak mau menyerah begitu saja sebelum Kaylee mau membukakan pintunya

"Anda ngapain di situ? Mending anda pergi dari sini!" teriak Kaylee terisak kuat. Sungguh, ia tidak tega jika harus berkata seperti itu pada Mamanya sendiri. Namun, kekecewaan hatinya mengalahkan logikanya.

"Maafin, Mama sayang Mama tau Mama salah," lirih Clara perlahan air mata mulai mengalir bebas dari pelupuk matanya.

Clara tau, semua ini adalah salahnya, dan Adrian yang selalu mengasingkan Kaylee sejak kecelakaan itu. Ia mengerti putri sulungnya itu pasti kecewa terhadapnya. Akan tetapi, tidak pantaskah ia untuk mendapat maaf dari putrinya?

"Saya, mohon jangan ganggu saya," pinta Kaylee yang masih memeluk guling kesayangannya

"Kaylee"

"Pergi!!!"

"Baik, Nak Mama akan pergi, tapi Mama mohon sama kamu. Maafin Mama," ucap Clara dengan suara bergetar kemudian, ia pergi dari tempat itu.

"Asal Mama tau, Kay kecewa sama Mama," lirih Kaylee pelan lalu, ia bangkit untuk mengambil sebuah bingkai foto yang ia letakkan di dalam laci.

Kaylee memandangi bingkai foto itu dengan tatapan nanar. Air matanya kembali jatuh dari kedua sudut matanya.

"Kay, rindu kalian. Kay, rindu Papa, Mama dan Kay rindu Nayla, " gumam Kaylee, lalu ia mencium foto itu, dan memeluknya dengan sangat erat.

"Tapi, Kay kecewa. Kenapa Kay selalu dibedakan? Kenapa selalu Nayla yang paling diutamakan?" tanya Kaylee berharap ada seseorang yang mau menjawab pertanyaannya ini.

"Dulu, Papa, dan Mama lebih senang bermain dengan Nayla, dan mengabaikan Kaylee. Kenapa Papa, dan Mama jahat?"

Kaylee menghapus kasar air matanya. Ia kembali mengingat bagaimana orangtuanya dulu yang lebih memprioritaskan Nayla, daripada dirinya.

Flashback on

Seorang gadis kecil berambut sebahu sedang bermain boneka kesayangannya di halaman rumah sendirian. Gadis itu adalah Kaylee yang terlihat asyik bermain dengan boneka kesayangannya yang sudah usang.

Di sisi lain, tak jauh dari tempat Kaylee berada ada seorang gadis kecil lain yang sedang bermain dengan kedua orangtuanya. Wajah gadis itu tampak sangat ceria karena bisa bermain bersama dengan kedua orangtuanya.

Kaylee menatap kebersamaan mereka dengan tatapan nanar. Lalu, ia menatap boneka kesayangannya itu yang diberi nama Loli.

"Loli, kenapa ya Papa, dan Mama enggak mau main sama aku?" tanya Kaylee sembari menatap Loli, kemudian pandangannya beralih ke arah gadis kecil itu.

Ia sangat cemburu terhadap gadis kecil itu yang bisa bermain dengan gembira bersama orangtuanya. Sedangkan ia?Hanya bermain sendirian tanpa ada seorang teman.

"Kak Lee, ayo, sini main bareng!" seru gadis kecil yang bernama Nayla.

Kaylee menatap Nayla sembari tersenyum kecut. Ia tau pasti Papa dan Mamanya tidak akan suka jika Nayla bermain dengannya.

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang