Rencana pernikahan

449 67 35
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.

Jangan lupa vote dan comment
.
.
.

Doain supaya author sehat selalu
.
.
.

Happy Reading ❤️

Adrian baru saja pulang dari kantor, setelah menyuruh Bi Zia untuk menaruh tasnya, ia duduk di sofa.

"Ada keperluan apa Mr An datang ke rumah saya?" tanya Adrian, seraya melepas arloji yang dia kenakan.

"Begini, tuan Adrian kedatangan kami kemari untuk membicarakan pernikahan anak kita," ujar Mr An, dan langsung membuat Adrian, Clara, Risca, Seno, dan Emilia kaget.

"Maksudnya?" Adrian menatap Mr An, dengan dahi yang berkerut samar. Apa maksudnya? Bukannya yang seharusnya menikahi Kaylee itu Revan?

"Sebelumnya saya minta maaf atas kejadian yang menimpa Kaylee," ucap Mr An, lalu menghembuskan nafasnya kasar, "Sebenarnya, yang seharusnya bertanggung jawab itu anak saya, Alpha," lanjut Mr An. Mendengar ucapan dari Mr An, mata Adrian langsung membulat kaget.

"B-bukannya, Revan yang udah ngerusak Kaylee? Kenapa anda malah mengatakan kalau anak anda yang merusak keponakan saya?" Seno membuka suara, ia menatap ke arah Alpha yang sudah duduk di sebelah Mysha.

"Awalnya saya tidak menyangka jika anak saya melakukan hal itu. Sewaktu tiba di bandara, istri saya tidak sengaja ditabrak oleh seorang pria, ketika itu pula saya melihat ada sebuah flashdisk yang terjatuh," terang Mr An seraya mengeluarkan flashdisk dari saku kemejanya, dan memberikannya pada Adrian.

"Saya yang menemukan flashdisk itu merasa penasaran dengan isi flashdisk itu. Akhirnya saya melihat isinya, dan betapa terkejutnya saya saat melihat anak saya sendiri sudah merusak seorang anak anda," papar Mr An, tatapan matanya terlihat sendu. Mr An juga seorang Ayah, ia bisa merasakan apa yang Adrian rasakan saat ini.

"Apa?" pekik Bagas kaget yang baru saja datang.

Bugh

"Anjing, lo ternyata lo yang udah ngerusak adek gue?" berang Bagas, ditariknya kerah baju Alpha, dengan kuat.

"Lo bertindak seakan adek gue yang salah di sini. Ternyata lo sendiri yang udah buat dia hancur, brengsek!" bentak Bagas berteriak.

Bugh

Bugh

Bagas terus memukuli wajah Alpha secara membabi buta, sedangkan Alpha hanya diam tak bergeming sedikitpun. Ia merasa jika ia pantas menerima hal itu.

"Gara-gara lo, adek gue sampai tertekan. Lo punya otak enggak, Anjing?" cerca Bagas, dadanya naik turun, seiring dengan nafasnya yang memburu.

"Bagas udah," tegur Seno berusaha untuk menarik tubuh Bagas agar menjauh dari Alpha, sedangkan Risca Langsung mengambil P3K, untuk mengobati memar di wajah Alpha.

"Lepasin Bagas, Pa. Bagas harus ngehancurin cowok bajingan kayak dia," desis Bagas berusaha untuk melepaskan diri dari Seno.

"Bagas, tenang kamu enggak boleh terbawa emosi kayak gini," ucap Mr An, berusaha untuk menasehati Bagas.

"Gimana gue bisa tenang? Adek gue sampai nangis, dan tertekan kayak gitu, cuma karena  anak lo yang brengsek ini," hardik Bagas, menunjuk Alpha dengan telunjuk kanannya.

"Bagas," tegur Risca yang baru datang dengan kotak P3K di tangannya, "Kapan Mama pernah ngajarin kamu untuk ngomong kayak gitu dengan orang yang lebih tua?" tanya Risca menatap lekat ke arah anak semata wayangnya itu

ALKAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang