79

780 110 10
                                    

Mila menatap kepergian Prilly sambil menghela nafas. Dia tau saat ini suasana hati Prilly sedang tidak baik.

"Biarin aja dulu, Prilly butuh waktu sendiri.." ucap Kirun sambil mengusap rambut Mila lembut

Sedangkan itu di parkiran Prilly duduk diatas kap mobilnya sambil menengadahkan kepalanya menatap langit.

"Hai kamu..." Lirihnya dengan senyum tipis

"Udah liat pertunjukan aku kan..? Aku udah kasih pelajaran sama mereka. Rio, mungkin untuk beberapa waktu kedepan aku nggak akan mengunjungi kamu karena aku dan yang lain akan melanjutkan sekolah ke luar negeri.."

"Dulu, kamu pernah bilang kan kalau kita akan melanjutkan sekolah ke luar negeri dan sekarang kami semua akan mengikuti kemauan kamu... Asal kamu tau yah, kami berempat lulus tes menjadi salah satu mahasiswa di universitas ternama di Swiss..."

Prilly meneteskan air matanya saat menceritakan itu pada Rio sambil menatap langit yang bertaburan bintang.

"Prill..." panggil seseorang

"Eh, Billy... Udah rapi aja lo.." sahut Prilly dengan senyum tipis yang terkesan dipaksakan setelah menghapus air matanya

"Iyalah mana nyaman gue dengan pakaian begitu.. mana gue mau muntah lagi sama bau darah itu.." gerutu Billy

"Makasih ya Bill, Lo udah bantuin gue untuk mengungkap rahasia ini.."

"Iya Prill sama-sama. Gue juga ikut senang akhirnya Kaira dan Chiko bisa mendapatkan hukuman atas apa yang telah mereka perbuat pada Rio.."

"Iya. Sekali lagi thank's yah.. Lo udah banyak bantuin gue.."

"Kayak sama siapa aja lo.. Oh iya, gue gak bisa lama-lama nih soalnya ada janji sama Siska.."

"Cie...ehem.. ehem.. kayaknya gue ketinggalan berita hot new nih.." goda Prilly membuat Billy salah tingkah

"Haha.. bisa aja lo Prill. Dah ah gue pamit yah, besok gue bakal ikut nganterin lo dan yang lain ke bandara.."

"Oke gue tunggu.."

Setelah itu Billy pun pergi meninggalkan Prilly dengan mengendarai motor sportnya.

"Semoga setelah ini semuanya akan baik-baik saja amin.." doa Prilly lirih

Saat suasana hati Prilly lumayan baik, dia pun beranjak menuju ruang aula kembali. Disana kondisi masih lumayan canggung karena masalah yang baru saja terjadi..

Dengan langkah mantap, Prilly pun menaiki panggung.

"Mohon maaf untuk ketidaknyamanan kalian atas peristiwa yang baru saja terjadi.." suara Prilly kembali menyita perhatian semua orang

"Sebagai gantinya gue yang akan menghibur kalian dengan bernyanyi solo.." serunya lagi

Para siswa pun mulai memperhatikan Prilly dan sedikit melupakan kejadian yang baru saja terjadi..

Jari jemari Prilly yang lentik pun mulai bermain dengan lihai menekan tuts-tuts piano hingga menghasilkan sebuah alunan nada yang indah...

"Lagu ini aku persembahkan untuk Mama dan Papa... Malaikat penjaga ku.." ucap Prilly di sela-sela intro lagu

Aku cinta Mama Papa ku...

Ku berjalan dekat pintu hatinya...

Ku ingat... Mereka..

Juga kasih sayangnya..

Aku cinta Papa Mama ku...

Prilly tersenyum ke arah Dante dan Tiara, bahkan dia tidak mengalihkan pandangan ke arah lain.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang