36

2.6K 166 12
                                    

"Malik" panggil Prilly saat sudah berada di belakang Malik tapi anak itu tetap tidak mau menoleh kearahnya

"yah, Malik lupa nih pasti sama kak Prilly" seru Prilly lagi

"padahal tadi kak Prilly sengaja loh jauh jauh kesini cuma buat ketemu Malik. Tapi Maliknya malah ngambek" seru Prilly lagi

Dan yap, kali ini berhasil membuat Malik menoleh kearahnya, Prilly tersenyum manis kearah Malik lalu melangkah dengan pelan ke hadapan anak kecil itu kemudian Prilly mensejajarkan tingginya dengan Malik yang sedang duduk.

"Malik kenapa? Kok mukanya sedih? Cerita yuk sama kak Prilly" kata Prilly mengelus pipi Malik dengan lembut

Malik menatap tepat di manik mata Prilly "tadi Malik liat di supermarket ada es krim sama permen" seru Malik membuka suaranya dengan bahasa yang cadel

"terus"

"Malik minta tapi mama gak mau beliin"

"Malik tau gak kenapa mama gak mau beliin itu buat Malik?"

"karena mama gak sayang Malik"

Prilly terkekeh "bukan itu sayang"

"terus apa dong"

"mama gak mau Malik sakit gigi kalau kebanyakan makan yang manis. Ntar kalau Malik sakit gigi kan yang sedih siapa? Mama kan" jelas Prilly

"tapi Malik mau makan es krim sama permen" kekeuh Malik

Prilly dengan sabarnya membujuk Malik "gini deh. Coba Malik liat mama" ucap Prilly sambil menunjuk Alya yang masih menangis. Malik pun mengikuti arah tunjuk Prilly

"liat sayang, mama kamu menangis hanya karena kamu menolak untuk berbicara dengannya" ucap Prilly membuat Malik terdiam

"coba deh Malik ingat, selama ini mama gak pernah menolak untuk membelikan apa pun yang Malik mau. Baru kali ini mama menolak, itu pun hanya karena mama ingin menjaga kesehatan Malik. Asal Malik tahu Malik jauh lebih beruntung dari pada kak Prilly"

"kenapa?"

Prilly tersenyum lalu mengelus rambut Malik dengan sayang membuat Malik nyaman dengannya.

"dari dulu kak Prilly pengen banget ngerasain rasanya diomelin mama, di sayang mama, bermain dengan papa. Tapi kak Prilly gak pernah dapetin itu semua" jelas Prilly bahkan kini matanya juga sudah berkaca kaca

"Malik adalah anak beruntung yang pernah kak Prilly kenal, jadi Malik jangan pernah buat mama Malik menangis seperti itu lagi ya"

Malik terdiam dia masih terlihat ragu untuk menerima penjelasan Prilly.

"Malik mau denger sebuah cerita?"

"cerita apa?"

"ini tentang anak yang tidak dianggap oleh orang tuanya"

"emang ada yang begitu?"

"ada"

"Malik mau denger"

"boleh, tapi Malik harus janji dulu"

"janji apa?"

"nanti setelah ceritanya selesai, Malik harus lari peluk mama dan menghapus air mata mama sambil bilang gini 'jangan nangis ma, Malik gak suka air mata' gimana?"

"oke Malik janji"

"jadi dulu itu ada satu keluarga, mereka punya dua anak perempuan kembar" kata Prilly memulai ceritanya

"tapi salah satu anak mereka tidak pernah mendapat kasih sayang, bahkan yang mengurusnya sejak bayi hanya art mereka"

"yang kakak atau yang adik kak Plilly yang gak dapat kasih sayang?"

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang