68

1.6K 185 25
                                    

Ali sangat bahagia karena hubungannya dengan Prilly sudah membaik, sekarang dirinya tengah berdiri didepan cermin dan memperbaiki kembali rambutnya yang sedikit berantakan.

"perfect. Gue yakin Prilly gak akan nolak kalau gue ajak jalan" ucapnya senang

Dia segera turun dari kamar untuk berpamitan pada sang mama karena ingin keluar rumah, tak lupa dirinya juga membawa kunci mobil di genggamannya.

"mau kemana lo?" tanya Alya menghentikan langkah Ali

"hmm, gue mau ke rumah Prilly" sahut Ali dengan kikuk, sungguh dirinya masih canggung berbicara dengan Alya karena masalah kemarin mengenai dia yang menyakiti hati Prilly hingga membuat gadis itu menangis

"mau ngapain lo kesana? Mau ngata ngatain Prilly lagi?" sinis Alya membuat Ali terdiam kaku

"ada apa ini kenapa ribut ribut? Mama pusing deh liat kalian berdua beratam mulu. Alya lagi udah punya anak masih aja tingkahnya kaya anak kecil, Ali juga udah gede masih aja jahilin kakaknya" ucap mama Alesa mengomeli kedua anaknya

Alya langsung pergi dari sana tanpa menggubris ucapan sang mama tak lupa tatapan tajam yang dia tujukan pada Ali.

"maaf ma" lirih Ali menunduk yang dibalas helaan nafas dari mama Alesa

"kamu mau kemana ini? Udah rapi aja"

"Ali mau ke rumah Prilly mah"

"yaudah sana pergi, hati hati dijalan jangan ngebut ngebut"

"iya mah"

***

Kaira duduk diatas kasur dengan pikiran yang melayang jauh memikirkan rencana apa lagi yang akan dia lakukan untuk menghabisi Prilly dan Sisi seperti dia menghabisi Rio lelaki yang pernah singgah dihatinya.

"apa lagi yang harus gue lakuin supaya mereka mati" ucapnya sambil bertopang dagu

"Kai" panggil Chiko memasuki kamar Kaira tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

Kaira terlonjak kaget "lo kalau masuk kamar gue bisa ketuk pintu dulu gak sih, bikin kaget aja"

"sorry" seru Chiko kemudian berjalan menuju Kaira lalu mendaratkan bokongnya di atas kasur Kaira "apalagi yang lo rencanain Kai?"

"tumben lo nanya biasanya kan lo nunggu perintah gue?"

"ngga kali ini Kai, gue mau lo gak libatin Mila dalam rencana lo"

"kenapa? Dia kan juga bagian dari Prilly dkk, jadi gak masalah dong kalau gue libatin dia juga" seru Kaira kemudian beranjak dari kasurnya "atau lo udah mulai ada rasa sama dia?" sinis Kaira "ingat ya Chik Mila tetap masuk dalam rencana gue mau lo ada rasa sekalipun atau nggak sama sama sekali gue gak peduli. Lagi pula kalau dia tau lo yang bunuh Rio dia juga bakalan benci kan sama lo jadi apa lagi yang mau lo pertahanin?"

Chiko mengepalkan tangannya kuat kuat "selama ini gue dengan suka rela ngikutin semua permainan lo Kai dan sekarang gue minta lo juga ikutin kemauan gue"

"oh sayangnya gue gak mau ngikutin apa pun kemauan lo, ngerti lo"

"lo itu egois, lo mau semua orang ngertiin lo tapi lo gak bisa ngertiin orang lain. Udah cukup ya Kai gue gak mau terlibat lagi dalam rencana lo ini"

Chiko pergi dari kamar Kaira dengan amarah yang sampai ke ubun ubun, dia tidak menyangka dengan sikap sepupunya yang psiko seperti ini.

"Chik" panggil Kaira tapi Chiko tidak menoleh kearahnya "CHIKO..."

"cih, liat aja gue bakal bikin lo nyesal karena gak mau bantuin gue lagi" sinis Kaira menatap punggung Chiko yang sudah menjauh

***

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang