23

2.7K 149 2
                                    

"belum apa-apa lo udah berlutut di depan gue" kata Prilly sinis

Kaira ingin berdiri kembali tapi Prilly tidak akan membiarkannya berdiri dengan mudah. Prilly menendang tulang rahang dipipi Kaira membuat gadis itu berteriak kesakitan.

"arhkkkkk... Sakit"

"itu balasan karena lo udah membentak orang didepan Sisi"

Bug

"itu balasan karena udah mengusir Sisi dari tempat duduknya"

Bug

"itu balasan karena lo udah ngatain Sisi anak manja"

Bug

"itu balasan karena lo udah buat tangan Sisi luka"

Kaira sudah tidak mampu berdiri lagi, gadis tukang bully itu kini kembali terlegeletak tidak berdaya di lantai kantin untuk yang kedua kalinya dan dilakukan oleh orang yang sama.

Plakkk

Plakk

Plakk

"itu balasan karena lo udah ngedorong Sisi sampai jatuh"

"ADA APA INI" teriak guru dari arah belakang, betapa terkejutnya guru itu melihat keponakannya tergeletak tidak berdaya dan babak belur di lantai kantin

"APA YANG TERJADI? CEPAT BAWA KAIRA KE UKS" teriak guru itu yang bername tag Siska

Siswa laki-laki segera menggotong Kaira ke uks untuk mendapatkan pengobatan karena luka yang dia alami.

"kita bertemu lagi ibu Siska" kata Itte berjalan dengan anggun dan berdiri di depan bu Siska sambil mengangkat dagu seolah dia orang sombong

Bu Siska melotot kaget karena kedatangan Itte yang berdiri disamping Prilly

"setelah 3 tahun lamanya tidak bertemu dan sekalinya bertemu anda masih sama seperti dahulu. Tidak propesional dalam bekerja"

Dahulu bu Siska merupakan sekretaris dikantor papanya Itte, tapi karena Itte tau kematian Rio disebabkan oleh Kaira yang merupakan keponakan dari Siska membuat Itte langsung memecat Siska di depan karyawan lainnya pada hari itu.

"Gritte" lirih bu Siska

"saya sudah peringatkan pada anda bu Siska agar mengajari ETIKA pada keponakan tersayang anda itu. Tapi sampai detik ini saya masih melihat tidak ada perubahan. Apa anda tidak mendidiknya dengan baik ha? Ah saya lupa anda terlalu sibuk dengan pria-pria hidung belang itu jadi tidak mungkin anda punya waktu untuk mendidiknya bukan begitu bu Siska" kini Prilly yang menjabarkan keburukan bu Siska didepan semua siswa dikantin

"kamu tidak tahu apa-apa tentang saya. Seharusnya perkataan itu lebih cocok untuk mu Prilly Anandia. Kamu yang tidak mengenal etika, disekolah itu belajar bukan untuk berkelahi dasar anak yang tidak dianggap"

Kirun mendorong meja kantin dengan kuat membuatnya menjadi pusat perhatian ditengah-tengah perdebatan yang menegangkan itu.

"slow dong bu, jangan nge-gas ntar kelewatan dan masuk jurang kan berabe" seloroh Kirun membuat siswa lain menahan tawanya

"Diam kamu, kamu sama saja dengan Prilly. Dasar anak pelacur"

Kirun tersenyum sinis, lalu tanpa diduga...

Plakk

Plakk

Dua tamparan itu mendarat dengan sempurna di pipi bu Siska hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah. Semua yang melihat itu terdiam, baru kali ini mereka melihat seorang murid menampar gurunya.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang