54

2.4K 209 16
                                    

"SUSTER...SUS, TOLONG ADIK SAYA SUS" teriakan Kirun menggema disepanjang rumah sakit membuat banyak suster langsung menuju kearahnya sambil membawa brankar

"tuan Kirun, baringkan nona disini" ucap seorang suster yang langsung ditanggapi Kirun

"PANGGILKAN DOKTER DINDA, CEPAT" bentak Kirun pada seorang suster membuat susuter itu gemeteran

"tenang Run, tenang" kata Cassa

"lo gak tau apa apa, dikit aja kita telat nyawa Prilly melayang" kata Kirun dingin

Ali terkejut mendengar ucapan Kirun, dia merasa bersalah karena meninggalkan gadis itu tadi dan bahkan dia juga berkata dingin pada Prilly.

"maksud lo apa?" tanya Cassa terkejut tapi Kirun tidak menggubris perkataan Cassa

"Astaga nona Prilly" seru dokter Dinda terkejut melihat kondisi nona mudanya yang terlihat sekarat dengan tubuh yang memucat disertai warna kebiruan di beberapa bagian tubuhnya

ICU

Satu tempat yang paling dibenci semua orang dan kini gadis mungil tersebut dimasukkan ke ruangan itu. Awalnya Ali dan Cassa mengira jika Prilly hanya akan dibawa ke ruang UGD tapi ternyata malah dibawa ke ruangan terkutuk ini.

"maaf tuan dan yang lain ti....."

"TIDAK PERLU BASA BASI, ADIKKU MEMBUTUHKAN PENANGGANAN DENGAN CEPAT" bentak Kirun lagi hingga membuat suster itu tidak dapat melanjutkan perkataannya

Dokter Dinda memaklumi sifat Kirun saat ini, dia menepuk bahu Kirun.

"semuanya akan baik baik saja tuan. Berdoa lah" katanya

Kirun menatap dokter Dinda dengan sendu "tolong Prilly dok, cuma anda harapan saya"

"saya akan melakukan yang terbaik tuan Kirun lebih baik segera hubungi keluarga anda yang lain"

Setelah mengucapkan itu dokter Dinda langsung masuk ke ruang ICU dan menutup pintunya.

Kirun, Ali dan Cassa memilih duduk di ruang tunggu, Kirun yang frustasi menghadapi kenyataan bahwa ini kali kedua Prilly drop seperti ini menyusupkan kepalanya ke dalam lekukan tangannya.

"yang sabar ya Run, kita berdoa semoga Prilly baik baik aja" kata Cassa tapi tidak mendapat gubrisan dari Kirun

Tak lama terdengar suara langkah kaki yang berjalan cepat hingga berhenti tepat di depan Kirun.

Kirun mendongak "papa" lirihnya dengan air mata yang sudah membasahi pipi

Dante memeluk Kirun "gak apa apa nak, papa yakin Prilly kuat"

"gimana bisa kaya gini Run?" seru Gritte dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan

"gue gak tau, tadi Prilly cuma ijin mau ke ruang musik terus tiba tiba gue liat dia udah kaya gini"

"gue nemuin Prilly pingsan di koridor" kata Cassa

Mereka menoleh kearah Cassa kemudian Tiara memeluk Cassa sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolong putrinya.

"makasih sayang kamu baik banget. Makasih udah nolongin Prilly" kata Tiara menangis sesenggukan

"sama sama tante" kata Cassa dengan.senyum manisnya

2 jam kemudian

Pintu ruang ICU terbuka dan menampilkan sosok dokter Dinda dengan balutan jas putihnya yang terlihat kusut.

"gimana keadaan anak saya dok?" tanya Dante

Dokter Dinda menghela nafas pelan "nona Prilly tidak meminum obatnya dan itu terjadi sudah dua hari. Tuan dan nyonya tentu tau apa yang terjadi jika nona tidak meminum obatnya bukan?"

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang