14

2.4K 141 1
                                    

Seperti yang sudah di sepakati kemarin bahwa Prilly dkk akan membuka bisnis online berupa orderan cupcake yang akan dibuka waktu mereka telah pulang sekolah.

Kini Prilly sedang membagi tugas untuk Kirun dan Mila.

"Kirun lo urus soal semua medsos tempat kita promosiin cupcake"

"terus Mila lo bersihin dapur dan rapihin semua barang-barang"

"gue yang akan belanja semua bahan-bahannya disupermarket"

"oke siap"

Prilly segera keluar dari rumah setelah mengambil dompet dan handponenya di kamar. Dia akan pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan kue untuk usaha cupcake mereka.

Sesampainya di supermarket, Prilly langsung membawa trolinya berkeliling mencari semua yang dia butuhkan.

Satu persatu barang sudah berada di troli, hingga kini dia ingin mengambil pengembang kue yang berada di rak atas. Prilly melompat untuk meraih kotak pengembang itu tapi hasilnya nihil, dia tidak bisa mengambilnya.

"lo mau ngambil ini?" ucap Seseorang di belakang Prilly sambil menyodorkan satu kotak pengembang kue padanya

"eh"

"lo mau ini kan?"

"iya thanks ya Li"

Yah, yang mengambilkan kotak pengembang kue itu adalah Ali. dia kebetulan baru saja datang ke supermarket itu karena mamanya menyuruhnya belanja bulanan.

"sama-sama"

Ali memperhatikan semua barang yang Prilly beli. Dia mengernyitkan dahi bingung

"kok belanjaan lo isinya bahan-bahan untuk buat kue semua?"

"oh iya, soalnya Kirun mau buka usaha online gitu, dia mau jualan cupcake katanya"

"emang Kirun bisa masak?"

"ya nggaklah, nanti yang masak itu gue"

"emang lo bisa masak?"

"bisalah"

"kok lo bisa masak sih? Kan Sisi aja gak bisa masak?"

Prilly terdiam kala Ali mengatakan tentang Sisi yang tidak bisa masak. Memang Sisi tidak bisa masak karena mama tidak pernah mengajarinya memasak. Sedangkan Prilly, dia diajari oleh bi Ana untuk memasak.

Kata bi Ana anak gadis itu wajib bisa masak kalau tidak nanti jika sudah bersuami, suaminya bisa berpindah hati hanya karena istrinya tidak bisa memasak.

Ali yang menyadari raut wajah Prilly yang berubah pun menjadi kikuk.

"hmm... Sorry Prill kalau perkataan gue menyinggung perasaan lo"

"it's oke. Gue gak apa-apa. Lo sendiri ngapain disini?"

"gue disuruh mama untuk belanja bulanan"

"udah kelar belanjanya"

Ali menggeleng "belom gue gak ngerti mana yang harus di beli"

"lo bawa daftarnya gak"

"bawa" Ali menyodorkan sebuah kertas yang berisi daftar belanjaan yang harus dia beli

"oke, karena tadi lo udah bantuin gue jadi sekarang gue bakalan bantuin lo buat belanja. ayo"

Ali mengikuti Prilly dari belakang, troli yang berisi belanjaan Prilly di pegang oleh Ali sementara troli Ali yang masih kosong kini berada di tangan mungil Prilly.

Mereka seperti sepasang suami istri yang tengah berbelanja bulanan. Padahal mereka hanya teman yang baru saja kenal. Ali memandang kagum pada Prilly, gadis itu sangat teliti pada belanjaan-nya dan sesekali memilih mana yang bagus untuk dikonsumsi.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang