7

2.4K 129 0
                                    

"Semangat ya, bawa pulang kemenangan.."

Pesan singkat itu masuk ke handphond Prilly membuat bibir mungilnya tersenyum samar

"Pasti.." balasnya

"Lagi chat sama siapa Prill..?"

"Sama Sisi.."

"Sisi? Tumben..?"

"Iya dia chat gue, katanya 'semangat ya, bawa pulang kemenangan' gitu.."

"Kayaknya dia care sama lo.."

"Mungkin.."

***

"Pasti.."

Sisi tersenyum samar melihat balasan dari Prilly. Dia tahu gadis mungil yang sangat mirip dengannya itu akan melakukan apa saja untuk membahagiakan orang-orang terdekatnya.

"Lo beruntung bisa dapat teman kaya Kirun dan Mila yang bisa melindungi lo Prill gak kaya gue yang cuma bisa diem saat melihat lo di bentak bahkan di hina Mama.." 

Kini Sisi tengah berdiri dibalkon kamarnya, wajahnya menengadah ke arah langit dan memandangi langit yang bertaburan bintang.

"Gue tahu lo sering banget bilang kalau lo pengen jadi bintang karena bintang banyak temannya dan banyak yang menyukai.." ucap Sisi sendu

"Tanpa lo sadari Prill, lo udah jadi kayak bintang. Banyak yang sayang elo, banyak yang memperhatikan lo walaupun dari kejauhan kayak gue contohnya.."

"Permisi non, bibi mau nganterin susu coklatnya.." suara bi Ana membuyarkan lamunan Sisi membuat gadis itu berbalik dan menatap bi Ana dengan senyum

"Terima kasih bi..."

"Sama-sama atuh non.."

Bi Ana keluar dari kamar Sisi. Gadis itu mengambil susu coklat yang telah disediakan bi Ana barusan lalu menyesapnya merasakan aroma menenangkan yang diberikan susu coklat itu.

***

Pagi datang menjelang, matahari menyembul memancarkan sinarnya hingga membuat tidur seorang pria terganggu.

Seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamar putranya tersebut pun hanya mampu menggelengkan kepala melihat kelakuan si anak yang masih seperti bocah padahal dia sudah duduk di bangku SMA.

"Ali.." seru sang Mama memanggil putranya tapi tidak ada balasan yang dia dapat.

Ali malah menggeliat di atas tempat tidur dan kembali menyusup masuk ke dalam selimut tebalnya. Tidak tahan dengan tingkah sang anak. Mamanya pun menarik gorden sehingga sinar matahari berhasil masuk menerangi kamar Ali, bahkan Mamanya juga mematikan AC agar anaknya bangun karena merasakan panasnya udara pagi.

"Duh,,, siapa sih yang matiin AC-nya. Panas nih.." seru Ali merengek seperti bayi

Mamanya menggeleng "Bangun yuk Li, udah pagi nih. Nanti telat lagi sekolahnya.."

"5 menit lagi ya Mah.."

"Gak ada lima menit- lima menit lagi. Ayo sekarang mandi.."

"Ali masih ngantuk Mah.."

"Kamu mandi sekarang atau uang jajan kamu Mama potong selama sebulan.."

Ali yang mendapat ancaman dari sang Mama hanya mendelik dengan rasa malas dia bangkit dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi.

"Mau mandi aja susah banget, heran deh.."

Beberapa menit kemudian Ali keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang