24

2.6K 153 3
                                    

"jadi ini rumah kalian yang sekarang?" tanya Gritte sambil melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah kontrakan Prilly dkk

"iya" sahut Mila

Yah, setelah pulang sekolah tadi Gritte memaksa ingin ikut pulang kerumah Prilly dkk, awalnya dia mengira jika sahabatnya itu akan membawanya ke rumah mereka yang megah. Tapi melihat dia dibawa ke sebuah gang kecil itu membuatnya bertanya-tanya, hingga semua pertanyaan yang bersarang diotaknya terjawab kala mereka memasuki rumah kecil yang terkesan sederhana ini.

"iya, gue tahu lo gak nyaman berada di sini karena ruangannya yang sempit" kata Prilly sambil meletakkan segelas jus jeruk di atas meja untuk Itte.

"siapa bilang gue gak nyaman? Lo semua kaya gak tahu gue deh" kata Itte mengangkat kakinya ke atas meja seperti gaya seorang bos besar

"massa allah, lo anak perawan duduknya kaya begitu. Tobat lu Tte" kata Kirun yang molotot karena melihat gaya duduk Gritte. Dia baru saja keluar dari kamarnya

"suka-suka gue ellah"

Kirun menggeleng, sahabatnya yang satu ini tidak pernah berubah, sifatnya yang tomboy membuatnya terkesan jutek dan misterius padahal aslinya mah pecicilan, bawel dan berisik kalo lagi laper wkwkw.

"eh, omong-omong alasan kalian apa? Kenapa pada ngontrak rumah segala?"

"gue udah malas tinggal dirumah itu. Berasa tinggal dihutan gue, tiap hari denger suara orang teriak-teriak terus manggil semua nama hewan yang ada di kebun binatang" jelas Mila lirih

"gue juga udah gak betah tinggal di rumah itu. Gue ngerasa itu bukan rumah tapi diskotik, siang malam denger suara menjijikkan dan gue benci itu" kata Kirun kesal

Lalu pandangan Itte mengarah pada Prilly yang hanya diam saja. Mengetahui arti tatapan Itte, Prilly menghela nafas pelan.

"gue udah gak sanggup tinggal satu rumah sama mereka lagi. Gue udah cape denger mama yang selalu mencaci gue bahkan terkadang papa juga ikut menghina gue. Dirumah itu udah gak ada lagi tempat buat gue, dan yang gue tahu rumah itu bukan tempat berpulang yang selama ini gue cari" lirih Prilly pelan disertai senyum sendu dan matanya yang sudah berkaca-kaca

"Prill, jangan sedih dong. Kan ada kita bertiga yang akan menjadi alasan untuk lo tersenyum disaat lo sedih, ada kita yang akan menjadi alasan lo untuk selalu bahagia. Keep strong" kata Itte memberi semangat untuk Prilly disertai senyum manisnya

"thanks ya"

***

"siang mah" ucap Sisi mengecup pipi mamanya kemudian duduk disamping mamanya

"siang juga sayang. Ganti baju sana, abis itu kita makan"

Saat Sisi beranjak, tidak sengaja mata mamanya mengarah pada telapak tangannya yang diberikan obat merah.

"tangan kamu kenapa?" tanya mamanya panik

"gak apa-apa kok mah, ini tadi cuma jatuh aja kok" kata Sisi yang kembali duduk disofa

"ini pasti kamu didorong sama si anak gak tahu diri itu kan? Iya kan? Awas aja kalau ketemu akan mama buat dia menyesal karena udah mencelakai anak kesayangan mama" kata mama Sisi berapi-api

"mah, ini bukan salah Prilly"

Yah, Sisi tahu siapa yang dipanggil dengan sebutan anak tidak tahu diri oleh mamanya.

"malah tadi dia yang bantuin Sisi saat Sisi dibully sama anak seangkatan Sisi" lirih Sisi membuat mamanya terkejut

"APA KAMU DIBULLY? BILANG SAMA MAMA SIAPA YANG BERANI BULLY KAMU, MAMA AKAN KASIH PELAJARAN UNTUK DIA KARENA MEMBULLY ANAK MAMA" teriak mama Sisi emosi

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang