52

2.5K 221 35
                                    

Setelah perbincangan dengan orang tua kandungnya seminggu yang lalu dimana hasilnya Prilly lebih memilih tinggal di rumah Dante dari pada pulang kerumah lamanya membuat Sisi dan kedua orang tuanya menjadi sedih.

Mereka menyadari semua kesalahan yang mereka perbuat pada Prilly di masa lalu dan kini mereka menyesalinya.

"pah baru kali ini mama merasa rumah sebesar ini sepi kalau cuma ditinggali oleh kita bertiga" kata Mariska sambil menatap langit langit rumah mewahnya

"mama kini merasakan apa itu karma. Karma dari perilaku mama yang selama ini selalu menyia nyiakan anugrah dari tuhan" sambungnya

Leo mengusap lembut bahu sang istri mencoba menguatkan hatinya dan juga istrinya untuk menerima keputusan dari putri bungsu mereka.

"mah kita harus sabar, papa yakin suatu saat nanti Prilly pasti kembali pada kita"

"Sisi juga percaya sama papa" kata Sisi menyambung dan kemudian mengambil posisi duduk disamping mamanya dan dia juga memeluk sang mama

"mama jangan sedih di balik kejadian hari ini pasti ada kebahagiaan untuk keluarga kita"

"makasih ya sayang" kata Mariska yang dibalas anggukan dari Sisi

Sementara itu di tempat yang berbeda Prilly dkk tengah sibuk dengan laptop yang berada di depan mereka masing masing. Keempatnya terlihat serius dan sesekali terdengar hembusan nafas dari salah satu mereka.

"kalian lagi ngapain sih serius banget?" tanya Tiara yang bingung menghampiri semua anaknya

"ini mah kita lagi ngerjain soal soal ujian beasiswa untuk masuk ke salah satu kampus ternama di Swiss" kata Kirun

Tiara mengeryitkan dahi "emangnya kalian mau kuliah di Swiss?"

"iya mah" jawab mereka serentak

"kenapa gak disini aja kuliahnya? Dan kenapa harus pake jalur beasiswa?" tanya Dante yang baru saja datang

"Swiss itu negara impian kami pah dan ya kami sengaja mengambil jalur beasiswa karena kami ingin belajar mandiri" sahut Prilly menatap Dante dengan tatapan keyakinan penuh dan ada ketegasan dalam ucapannya

Dante tersenyum "kalau begitu berusahalah agar bisa diterima disana"

"pasti pah kami gak akan mengecewakan papa dan mama" kata Mila

"iya benar, kami akan berusaha untuk selalu membuat mama dan papa bangga karena punya anak seperti kami. Kami juga akan selalu berusaha untuk selalu mengukir senyum di wajah mama dan papa" kata Gritte dengan tegas

Terharu, satu kata yang kini berada di hati Dante dan Tiara. Mereka berdua tidak menyangka jika semua putri dan putranya begitu menginginkan kebahagiaan mereka.

"mama sayang banget sama kalian"

"kami juga sayang sama mama" kata mereka serentak dan berhambur memeluk Tiara

"sama papa gak sayang nih, cuma mama doang" seru Dante pura pura kesal

Mereka pun menoleh dan memeluk Dante "nggak dong, sama papa juga kami sayang"

"omong omong kenapa cepet banget ujiannya? kan kalian baru aja masuk ke kelas tiga?" seru Dante setelah pelukan mereka terlepas

"jadi gini pah, kita sengaja ujian duluan supaya nanti ketika kita lagi sibuk sibuknya ujian di sini kita gak perlu mikirin ujian untuk ke Swiss lagi" jelas Mila

"oh gitu. Ya udah kalian lanjutin lagi ujiannya papa sama mama mau istirahat dulu"

"oke pah"

***

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang