3

2.5K 158 2
                                    

Ali turun dari mobil sportnya ketika sudah sampai di parkiran sekolahnya.
Senyumnya mengambang kala melihat dua orang gadis sedang menunggunya di koridor.

Ali pun berlari menuju kedua orang tersebut.

"Tumben kalian udah datang, biasanya gue duluan yang datang.." sapa Ali

"Pengen aja gitu.." sahut Sisi lembut

Mereka pun melangkah bersama menuju kelas.

Sementara diwaktu yang sama tetapi di tempat yang berbeda terlihat tiga orang remaja sedang berlari di jalanan untuk segera sampai di sekolahnya.

"Aduh, apes banget sih kita.." ucap Prilly

"Gara-gara angkot tadi nih pake bocor ban segala.." gerutu Mila

"Lo berdua gak usah hah hah ribut, kita mesti sampai sebelum gerbang ditutup.." ucap Kirun terengah-engah akibat berlari dari jarak yang lumayan jauh

Naas, saat mereka sampai di sekolah gerbang sudah ditutup.

Kirun menghampiri pos satpam "Pak Dodi bukain pintunya dong.."

"Aduh, mas Kirun gak bisa atuh. Ini udah peraturan, siapa yang telat tidak bisa dibukain gerbang.."

"Pak tolong donk, lagian kita baru pertama kali ini kok telatnya.." ucap Mila memohon

"Nggak bisa neng.."

"Tolong yah pak, kita janji deh gak bakalan telat lagi ini yang pertama dan terakhir.." kini Prilly yang berbicara

Pak Dodi menghela nafas pelan "Ya udah deh, mas Kirun, neng Prilly, sama neng Mila boleh masuk.."

Prilly tersenyum "Makasih ya pak.."

"Dama-sama neng.."

"Untung aja kita dibolehin
masuknya." keluh Mila saat mereka berjalan di koridor

"Kayanya kita memang harus nyari kontrakan deh gays.." ucap Prilly membuat kedua sahabatnya spontan melihat kearah dirinya

"Kok lo kepikiran gitu..?" tanya Mila

"Iya, soalnya kan rumah kita jauh banget dari sekolah, kadang kita juga susah kan menemukan angkot atau ojek. Lagi pula kita mau olimpiade, gue gak yakin kalau belajar dirumah bakalan buat suasana hati gue
tenang.." ucap Prilly pelan

"Prilly benar, gue juga gak konsentrasi kalau harus denger Mama sama Papa ribut terus.."

"Tapi, kalau kita keluar dari rumah gimana biaya hidup kita..?" seru Kirun

"Run, kita bakal kerja apa aja yang penting halal buat biaya hidup kita.." seru Mila menatap Kirun yang membuat pemuda itu mengangguk

"Sebenarnya gue juga udah lama mau pergi dari rumah.." lirih Kirun

"Jadi semua setuju kan kalau kita cari rumah kontrakan.." tanya Prilly tersenyum senang

"Setuju.."

"Oke kalau gitu, nanti kita bicarakan lagi.." ucap Prilly saat mereka sudah tiba di depan kelasnya

Beruntung belum ada guru yang masuk ke kelas, jika tidak mereka bertiga akan berdiri selama dua jam mata pelajaran di depan bendera merah putih itu.

"Untung aja belum masuk gurunya.."

"Iya kalau nggak bisa mati muda
gue.."

"Eh, Juminem, kok tumben gurunya belom masuk..?" Kirun bertanya pada seorang siswa perempuan

"Nama gue itu Jumi Andari bukan Juminem.."

"Elah, sewot amat lo baru juga
nama.." ketus Kirun

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang