8

2.4K 132 0
                                    

Setelah selama seminggu berada di semarang akhirnya Prilly dan kedua sahabatnya pun kembali ke Jakarta.

"Akhirnya sampe rumah juga.." ucap Mila

"Capek banget gue.." keluh kirun

"Gue ke kamar ya.." pamit Prilly kemudian dia melangkah menuju kamarnya setelah mendapat anggukan dari Kirun dan Mila.

"Run, besok kita ke sekolah cuma mau mengambil tanda pengenal sebagai siswa pertukaran aja kan..?" tanya Mila setelah Prilly sudah pergi ke kamarnya

"Iya, abis itu kita langsung ke SMA yang sudah ditentukan untuk kita.."

"Loh, kok cepat banget sih Run, kita gak dikasih istirahat sebentar aja
apa..."

"Ya elaah, baru juga segini udah protes aja lo..."

"Ya kan seharusnya kepsek pengertian kasih libur seminggu kek.."

"Itu sih maunya lo.." ucap Kirun yang dibalas cengiran dari Mila

"Udah ah gue mau ke kamar, istirahat sana lo.." ucap Kirun pada Mila

"Iya.."

Setelah Kirun hilang dibalik pintu kamarnya, Mila menghembuskan nafas pelan. Sungguh dirinya ingin di saat dia lelah seperti ini ada sosok Mama yang mampu menghapus lelahnya dan ada sosok Papa yang menenangkannya.

Tak terasa air mata mengalir seperti aliran anak sungai di pipi Mila.

"Kapan gue bisa merasakan utuhnya sebuah keluarga.." lirihnya

Lalu Mila merogoh tasnya, mengeluarkan sebuah piagam penghargaan serta medali dan juga piala. Mila menatap sedih semua penghargaan yang dia dapat.

"Gue pengen banget bilang sama Mama dan Papa kalau gue berhasil dapat ini.."

"Tapi gue gak bisa, mereka gak pernah akur bahkan di depan gue sekalipun.."

Prilly yang hendak mengambil tasnya yang berada di sofa pun berhenti melangkah karena mendengar isakan Mila.

"Mah, lihat Mila dapat ini. Dapat banyak penghargaan.."

Prilly yang tidak tahan mendengar isakan Mila pun kembali melangkah dan memeluk Mila dari belakang

"Jangan sedih, ada gue dan Kirun di samping lo.."

"Hiks hiks gue.."

"Udah ya, gue juga pengen orang tua gue tahu kalau gue bisa dapetkan ini. Tapi.. Mereka gak pernah menganggap gue ada.." ucap Prilly sedih

"Maaf hiks hiks..."

"Gak apa-apa, kita sama Mil, sama-sama pengen merasakan bahagianya keluarga.."

Mila mengangguk, dia merasa bersalah karena menangis padahal dia tahu jika Prilly jauh lebih sedih daripada dirinya.

"Gue minta maaf karena udah bikin lo ikutan sedih.."

"Gue gak sedih, gue udah terbiasa seperti ini selama 18 tahun Mil.." seru Prilly tersenyum

Bohong, jika dia tidak sedih. Padahal nyatanya dia-lah manusia paling menyedihkan di muka bumi.

"Prill.."

"Prill..."

Mila mengibaskan tangannya di depan wajah Prilly "Prill.."

"Eh iya, ada apa..?"

"Lo kenapa melamun..?"

"Gue gak apa-apa kok..."

"Bener..?"

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang