34

2.5K 141 5
                                    

Malam hari tepat pukul 08:15 Prilly dan Gritte berjalan memasuki koridor rumah sakit tempat Sisi dirawat. Raut wajah mereka berdua sangat sulit diartikan.

"selamat malam nona" sapa dokter Dinda yang merupakan dokter penanggung jawab Sisi

"malam. Bagaimana keadaannya?"

"sudah mulai membaik nona, hanya menunggu masa pemulihan selesai"

"terima kasih untuk bantuan anda dokter Dinda"

"tidak perlu berterima kasih nona Prilly, itu sudah menjadi tugas saya"

Prilly tersenyum dan mengangguk "saya ingin menjenguknya"

"mari saya antar nona"

***

"gimana keadaan lo Si?" tanya Ali

"udah lebih baik, gue cuma nunggu masa penulihan selesai"

"syukurlah kalau begitu"

"mama lo mana Si?" tanya Cassa

"tadi pamit pulang katanya mau nganterin baju kotor"

"balik lagi gak kesini?"

"gue gak tau Li"

"yaudah, kalau gak balik lagi biar gue sama Ali aja yang jagain lo malam ini"

"thanks Cass, Li"

"iya, sama sama"

Tak lama pintu diketuk dan masuklah dokter diikuti dua gadis yang tak lain adalah Prilly dan Gritte dibelakangnya.

"Prilly" ucap Sisi yang terkejut karena kedatangan Prilly yang tiba tiba

"gimana keadaan lo?"

"gue baik Prill"

Prilly mengangguk lalu pandangannya mengarah pada dokter Dinda "gimana sama dokumen yang saya minta?"

"sudah saya siapkan nona, anda bisa mengambilnya sekarang"

"biar gue aja yang ngambil Prill" sahut Itte yang dibalas anggukan dari Prilly

"kalau begitu saya permisi nona"

Ali dan Cassa menatap heran pada dokter Dinda yang begitu menghormati Prilly, seakan akan Prilly adalah orang penting.

"dokumen apa yang lo minta sama dokter Dinda Prill?" tanya Sisi kepo

"itu bukan urusan lo Si"

Sisi terdiam, Prilly benar hal apa pun mengenai dirinya itu bukanlah masalah buat Sisi.

"gue datang kesini bukan cuma mau jenguk lo Si" kata Prilly menjeda ucapannya membuat Ali, Cassa dan Sisi menatap Prilly lekat lekat

"gue kesini juga mau menanyakan beberapa hal sama lo dan gue harap lo gak menyembunyikan hal apa pun dari gue" lanjut Prilly membuat jantung Sisi berdegub kencang

"tanyain aja Prill. Sebisa gue bakal gue jawab"

"pertama, gue mau tau ciri-ciri orang yang menyerang lo waktu itu"

"mereka ada dua orang Prill, berbadan besar, lalu memakai pakaian hitam. Mukanya menyeramkan, lalu di topi mereka ada lambang kepala tengkorak" ucap Sisi yang dibalas anggukan dari Prilly

"yang kedua, ini mengenai masalah lo sama Kaira" kata Prilly membuat Sisi gelisah, keringat dingin membasahi wajah Sisi yang masih memucat

"gue gak tau kenapa mereka sering bully gue Prill"

"kenapa gelisah? Kalau lo ngerasa gak punya masalah sama mereka mestinya lo gak gelisah kaya gini" seru Prilly sembari tersenyum miring

Pintu kamar rawat Sisi kembali terbuka dan menampilkan sosok Gritte beserta sebuah map coklat ditangannya.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang