20

2.6K 147 1
                                    

Prilly memasuki kamarnya ketika sudah sampai di kontrakan. Dia langsung saja menuju samsak yang tergantung dekat lemari pakaian miliknya dan melampiaskan kemarahan juga kesedihannya dengan memukul samsak tersebut.

"kenapa mama gak berubah?"

"kenapa mama gak mau melihat keberadaan Prilly mah"

Bug

Bug

Bug

"kapan mah? Kapan Prilly bisa dapatin kasih sayang mama"

"hiks... hiks... hiks.."

"bahkan mama dengan tega mencaci Prilly didepan orang banyak. Apa yang harus Prilly lakuin biar mama bisa sayang Prilly mah."

Isak tangis Prilly memenuhi ruang kamar sederhana tersebut, bahkan tangannya juga sudah terasa kebas karena memukul samsak dengan terlalu kuat.

Mila dan Kirun yang melihat Prilly seperti itu menjadi sedih, sedari tadi mereka berdua hanya memperhatikan Prilly dari balik pintu.

"Run" lirih Mila

"gue tahu Mil"

Mereka berdua pun masuk kedalam kamar Prilly dan langsung saja keduamya memeluk Prilly dengan erat agar berhenti memukul samsak.

"cukup Prill, cukup" lirih Kirun

"tangan lo bakalan sakit, kalau lo mukul samsak terus" lirih Mila

Prilly menangis terisak hingga jatuh terduduk dilantai karena tidak kuat menahan beban tubuhnya.

"Prill..."

"hiks... hiks... hiks... Kapan mama bakal sayang sama gue Mil, Run. Apa semua pengorbanan gue kurang untuk bisa dapat secuil kasih sayang mama" isak Prilly membuat hati Kirun dan Mila tercubit

"pengorbanan lo udah lebih dari cukup Prill. Bahkan seharusnya bukan cuma kasih sayang yang lo dapat" kata Kirun

"kalau lo cape Prill, lo bisa berhenti. Disini masih ada gue dan Kirun yang bakalan terus bersama lo. Gue dan Kirun akan menjadi tempat berpulang untuk lo kalau lo cape dan gue sama Kirun juga bakalan menjadi tempat keluh kesah lo kalau lo lagi banyak masalah" ucap Mila mengeratkan pelukannya

Sungguh, Mila begitu sangat menyanyangi Prilly. Dia rela kehilangan semua hartanya asal dia tidak kehilangan Prilly.

"hiks... hiks.. hiks.. Gue cape Mil, gue cape. Gue pengen berhenti hiks...hiks"

Kirun dan Mila mengelus punggung Prilly dan memeluknya dengan erat. Hanya ini yang bisa mereka lakukan untuk mengurangi kesedihan Prilly.

Hembusan nafas yang teratur membuat kedua sahabat itu menolehkan kepala kebawah. Mereka tersenyum saat melihat Prilly yang ternyata sudah tertidur. Mungkin kelelahan karena menangis.

Dengan hati-hati Kirun mengangkat tubuh mungil Prilly ke atas kasur lalu memakaikan Prilly selimut.

"gue selalu berdoa supaya lo mendapatkan kebahagiaan yang selama ini selalu lo impikan Prill" lirih Mila

"semoga di kemudian hari lo bisa lebih bahagia" kata Kirun

***

"lo ngerasa aneh gak sih Li?"

"hmm"

"jangan hmm aja Li, gue bingung nih"

"apaan sih Cass?"

"lo gak ngerasa aneh gitu. Saat Kaira marah dia juga mencerca Prilly dkk dengan ucapan yang sama seperti mama Sisi"

Ali menghela nafas pelan "jadi lo merhatiin juga ya. gue kira cuma gue yang ngeh sama kalimatnya"

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang