Part 21

613 101 18
                                    

Brandon akhirnya kembali mengirim pesan dengan tubuh masih gemetaran.

[Abigeal di mana? Lo jangan macam-macam, ya! Kalau benar Abigeal kecelakaan, sekarang dia di bawa ke rumah sakit mana?] tanya Brandon melalui pesan karena dia sudah terlalu gemetaran untuk berbicara lewat panggilan suara.

Tidak ada balasan sama sekali, dilihat juga tidak. Brandon hanya menunggu balasan di ruang chat Abigeal. Brandon bahkan tidak keluar dari obrolan chat-nya dengan Abigeal dan terus menunggu pesannya dibaca dan dibalas. Sudah sekitar 15 menitan dia menunggu di layar ponsel yang masih tertera obrolan dengan Abigeal.

Tring!

[Di rumah.] Akhirnya ada balasan dari Abigeal.

[Jangan boong! Di mana lo sembunyiin Abigeal? Kalau terjadi apa-apa sama Abigeal gue bunuh lo!] ancam Brandon.

[Gue Abigeal, Bego.] balas Abigeal kemudian dan disertai emot marah dan kesal.

Walaupun orang itu bilang kalau dia adalah Abigeal, tapi Brandon tetap tidak percaya sama sekali. Dia langsung menghubungi nomor Abigeal, khawatir, gelisah, takut, dan putus asa yang kini dirasakan Brandon. Bagaimana tidak, dia yang membawa Abigeal ke sana, dan sekarang jejak Abigeal tidak ditemukannya.

"Gue Abigeal!" teriak Abigeal dari seberang telfon saat ponselnya tersambung dengan Brandon.

Abigeal kali ini mengakhiri sambungan dengan Brandon begitu saja. Brandon menarik napas lega karena orang yang mengangkat telfonnya memang Abigeal. Namun, yang jadi pertanyaan baginya adalah, kenapa tadi yang mengangkat telfon laki-laki dan bilang kalau Abigeal kecelakaan? Lalu kenapa tadi orang itu membohonginya?

Tidak mau memikirkannya lagi, Brandon segera menuju rumah Abigeal. Memastikan kalau dia memang benar-benar sudah kembali kerumahnya kali ini. Brandon tidak peduli lagi dengan dirinya, yang dia pikirkan sekarang hanya Abigeal, Abigeal, dan Abigeal. Dengan tampang menyedihkan itu Brandon pergi menuju rumah Abigeal.

↩↪

Sesampainya di rumah Abigeal, Brandon kembali mengirim pesan kepada Abigeal untuk memberitahunya kalau dia sekarang berada di rumah Abigeal. Berharap Abigeal akan mau menemuinya kali ini. Walau sedikit ada rasa cemas jika Abigeal tidak akan mau menemuinya karena perbuatan Hesky tadi terhadap Abigeal.

[Gue di luar. Kalau lo beneran ada di rumah ke luar sebentar!] Begitu pesan yang dikirim Brandon untuk meminta Abigeal menemuinya.

Hanya dilihat oleh Abigeal, perlahan Brandon bergerak ke arah pintu rumah Abigeal berniat untuk mengetuknya. Namun, dia kepikiran kalau nantinya Abigeal tidak ada di rumah, dia mau bilang apa sama orang tuanya Abigeal? Bagaimana kalau orang tuanya Abigeal bilang kalau Abigeal belum pulang sama sekali? Akankah mereka membiarkan Brandon pergi hidup-hidup jika mengetahui kalau Abigeal hilang karena ulahnya? Brandon berpikir demikian karena sudah sangat khawatir dengan Abigeal.

Tarikan gagang pintu membuat jantungnya berdegup kencang, padahal belum diketuknya sama sekali. Tapi pintu sudah terbuka dan menampakkan sosok Abigeal yang ke luar dengan berkacak pinggang. Rambutnya yang basah dibiarkannya tergerai begitu saja, Abigeal baru saja selesai mandi saat itu. Dia belum sempat mengeringkan rambutnya dan segera turun menemui Brandon, rasa kesal dan amarahnya masih memuncak saat itu.

"Mau ngapain lo?" tanya Abigeal kesal.

Sontak Brandon langsung memeluknya, bisa Abigeal rasakan tubuh Brandon bergetar saat itu. Entah karena kedinginan atau memang karena dia khawatir terhadap Abigeal. Abigeal diam sejenak, membiarkan tubuh itu memekulnya sesaat. Namun, hanya sebentar saja dan kemudian Abigeal langsung mendorong Brandon menjauh darinya. Karena tidak ingin jantungnya akan bereaksi lain jika dibiarkan berlama-lama dipeluk Brandon.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang