Part 46

364 71 0
                                    


"Semuanya diharapkan bangun!" Tiffany berteriak menggunakan toa, guna membangunkan junior-juniornya yang masih belum bangun.

Abigeal yang enak-enakan tidur pun terganggu. "Uh! Suara siapa, sih? Cempreng amat." gerutu Abigeal sambil menggosok-gosok matanya.

Abigeal melirik jam diponselnya, pukul 05.18, masih terlalu dini untuk bangun bagi Abigeal. Lantas, masih dalam keadaan malas, Abigeal melirik ke samping kiri di mana Gelin masih tertidur. Semalam Abigeal sendiri tidak menyadari kalau dirinya tidur di sebelah Gelin.

Sedari tadi, Dinda sudah keluar terlebih dahulu. Sedangkan yang di dalam tenda tinggal Abigeal bersama Gelin dan Revi yang masih tertidur. Sepertinya acara tadi malam cukup lama dan melelahkan. Sampai-sampai mereka berdua tidak terbangun oleh teriakan Tiffany.

"Woi! Bangun!" teriak Abigeal di dekat kuping Gelin. Bisa dipastikan teriakannya lebih keras dari pada teriakan Tiffany.

Gelin terkejut karena teriakan Abigeal, begitu juga Revi. Sontak mereka berdua terbangun. Gelin awalnya menggosok-gosok kupingnya yang terasa berdenging karena teriakan Abigeal. Kemudian Gelin menatap ke arah Abigeal dengan kesal. Gelin yang melihat rambut Abigeal sudah seperti rambut singa, dia pun langsung tertawa melihat wujud Abigeal yang berantakan.

Seolah tau dengan apa yang ditertawakan Gelin, Abigeal langsung pergi keluar untuk memenuhi panggilan pembinanya. Terlebih dahulu Abigeal mengambil jaket hoddie. Tentu saja untuk menyembunyikan rambutnya yang berantakan.

"Sudah berkumpul semuanya?" tanya Raka.

"Sudah!" jawab Abigeal mantap, padahal dia tahu kalau Gelin dan Revi masih di dalam tenda.

"Oke---" Raka menghentikan omongannya saat melihat Gelin dan Revi yang baru keluar dari tenda.

"Cepat!" titah Tiffany yang membuat mereka segera berlari keperkumpulan.

"Hari ini kita akan menjelajah. Jadi sebelum itu, kalian harus mandi dulu di danau yang ada di sebelah sana!" tunjuk Raka sambil menunjuk ke arah yang tidak jauh dari sana, "Jadi, bagi yang laki-laki ikut saya dan perempuan ikut Tiffany. Mengerti?" tegas Raka yang membuat mereka berseru mengerti.

"Dan bagi yang perempuan, abis mandi kalian masak buat yang lainnya!" tambah Tiffany.

"Ck! Masih subuh juga! Ngapain sih, mandi subuh-subuh gini?" gerutu Abigeal.

"Heh! Kamu enggak mau mandi?" sambar Tiffany yang mendengar gerutuan Abigeal.

"Eh? Mau dong, Kak. Becanda kali, Kak, sensi amat." balas Abigeal dan langsung menuju tendanya untuk mengambil peralatan mandi dan baju ganti.

Tiffany dan Raka sudah siap mandi dari awal sebelum membangunkan junior-juniornya. Sekarang tugas mereka hanya mengantar junior-juniornya itu. Mereka berdua tentunya juga sudah mengatur jarak antara tempat mandi laki-laki dan perempuan.

Sesampainya di danau, Tiffany dan Raka segera kembali ke tenda untuk menyiapkan peralatan yang akan di bawa menjelajah nantinya.

Tanpa basa-basi lagi, Abigeal langsung saja mandi dengan segera. Tidak seperti perempuan-perempuan lain yang asyik bermaskeran dan luluran terlebih dahulu. Abigeal lebih memilih langsung mandi saja agar tidak terlalu lama kedinginan di air danau.

Karena danau itu terletak dipinggiran hutan tempat mereka berkemah, jadi air danau itu tampak sangat bersih dan jernih. Tentu saja karena air danau itu tidak pernah tercemar sama sekali.

Tak butuh waktu lama bagi Abigeal untuk mandi. Namun, selesai mandi, Abigeal tidak langsung kembali ke tenda. Karena tidak mau disuruh memasak nantinya oleh Tiffany. Lebih baik dia bermain-main dulu sebelum kembali. Lagi pula, hanya dirinya sendiri saja yang telah selesai.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang